Artikulasi Islam Politik Dalam Wacana Demokrasi Pasca Orde Baru
JOKO ARIZAL, Hakimul Ikhwan, Ph.D
2017 | Tesis | S2 SosiologiPenelitian ini hendak memaparkan pertarungan diskursif dari partikularitas dan heterogenitas Islam politik yang kian menguat pasca Orde Baru seiring dengan perkembangan demokratisasi dalam empty signifier penerapan syariat Islam dan kebebasan sipil. Islam politik di sini mengacu pada Islamisme, Islam liberal dan Islam progresif yang menelurkan subjek-subjek politik tertentu. Alasan utama diketengahkannya riset ini adalah untuk mengisi ruang kosong studi Islam politik yang saat ini cenderung pada security-oriented analysis dan sekaligus kritik atas reduksi dan simplikasi makna Islam politik yang mengerucut pada Islamisme dan atau terorisme. Di samping itu persoalan syariat Islam dan kebebasan sipil di Indonesia selalu menarik perhatian kalangan ilmuwan sosial baik dalam maupun luar negeri. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif (qualitative method) dengan pendekatan discourse theory tradisi post-marxisme. Ciri utama dari discourse theory ini menekankan analisa bukan pada fakta, akan tetapi melacak lebih dalam kondisi apa yang memungkinkan fakta itu menjadi suatu realitas sosial. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa artikulasi Islam politik sangat beragam dan berpautan erat dengan momen politik apa dan dalam diskursus apa dia dibentuk: mulai dari era kolonial hingga pasca Orde Baru. Pada pasca Orde Baru, pertarungan diskursif antar Islam politik dalam penerapan syariat Islam dan kebebasan sipil memiliki corak yang berbeda. Dalam penerapan syariat Islam, masing-masing varian Islam poltik ini saling menegasi. Itu artinya dimensi logic of difference lebih kuat. Sementara dalam kebebasan sipil, semua varian Islam politik ini mampu membangun logic of equivalence hingga terbentuknya political frontier terhadap pemerintah.
This research attempts to explain a discursive battle of particularity and heterogeneity of political Islam continuously arising in Post-New Order coming along with the development of democracy in empty signifier of Sharia implementation and civil liberty. Political Islam refers to Islamism, liberal Islam, and progressive Islam that construct the political subject. The main purpose of the research is both to fulfill lack of political Islamic studies dominated by security-oriented analysis and to criticize reduction and simplification of political Islam studies on Islamism and terrorism. In addition, the problems of Sharia implementation and civil liberty are so intricate and unique that attract social scientists throughout the world. To bring about the objectives, the study employed qualitative method and discourse theory of Post-Marxism. By employing the approach, the research scrutinize deeply and comprehensively the discursive factors that construct social reality rather than analyzes the social fact. The research finds that articulation of political Islam extremely differ from one to another. Political moment and discourse have significant role in shaping the articulation: from Colonial period until reformation era. Political Islam from diverse group and background had different perspectives on Sharia implementation even they tended to negate each other. However, for civil liberty, they are in the same boat. The finding implies that on the one hand dimension of logic of difference to the former is stronger than the letter, but on the other, diverse political Islam could build logic of equivalence on the latter that brought about political frontier against the government.
Kata Kunci : Islam Politik, Islamisme, Islam Liberal, Islam Progresif, Syariat Islam, Kebebasan Sipil.