Laporkan Masalah

HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN STUNTING DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 12-60 BULAN DI KECAMATAN KALASAN KABUPATEN SLEMAN

HARDIANA PROBOSIWI, Dr. dr. Emy Huriyati, M. Kes ; Prof. dr. Djauhar Ismail, Sp.A(K), MPH, Ph.D

2017 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar Belakang : Stunting merupakan permasalahan gizi yang saat ini menjadi perhatian di dunia termasuk di Indonesia. Indonesia menempati posisi kelima dengan kasus stunting tertinggi di dunia. Stunting merupakan kekurangan gizi secara kronik yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada anak. Anak yang mengalami stunting pada 1000 hari pertama kehidupan memiliki risiko gangguan perkembangan kognitif, bahasa, dan motorik. Deteksi dini penyimpangan perkembangan pada anak perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya keterlambatan perkembangan yang dapat mempengaruhi kualitas di masa yang akan datang. Tujuan : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kejadian stunting dengan perkembangan pada anak usia 12-60 bulan. Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan desain penelitian cross sectional. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kalasan Kabupaten Sleman Yogyakarta dengan subjek anak usia 12 sampai 60 bulan sebanyak 106 orang. Analisis data dengan univariabel, bivariabel dengan uji chi-square dengan tingkat kemaknaan p<0,05 dan CI 95% dan multivariabel dengan menggunakan uji statistik regresi logistik. Hasil : Analisis bivariabel antara status stunting dengan perkembangan anak menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna (p<0,05) dan nilai OR 3,9 (95% CI; 1,67-8,90). Hasil analisis multivariabel yaitu terdapat hubungan antara status stunting dengan perkembangan anak usia 12-60 bulan yang mempertimbangkan asupan energi. Kesimpulan : Terdapat hubungan antara stunting dengan perkembangan anak usia 12-60 bulan namun diantara pendidikan ibu, penyakit infeksi, pola asuh, asupan energi, panjang badan lahir, dan pendapatan orang tua, asupan energi yang paling berhubungan dengan perkembangan anak ketika bersama-sama dipertimbangkan.

Background: Stunting is a nutritional issue that is now a concern in the world including in Indonesia. Indonesia occupies fifth position with the highest stunting case in the world. Stunting is a chronic malnutrition that can affect growth and development in children. Children who have stunting in the first 1000 days of life have a risk of developmental cognitive, language, and motor development. Early detection of developmental deviations in children needs to be done to prevent developmental delays that may affect future quality. Objective: The purpose of this study was to determine the relationship between stunting incidence with development in children aged 12-60 months. Method: The type of research used was observational with cross sectional study design. This research will be conducted in the working area of Puskesmas Kalasan Sleman regency Yogyakarta with subject children aged 12 to 60 months as many as 106 children. Data analysis with univariable, bivariable with chi-square test with significance level of p <0,05 and CI 95% and multivariable by using statistical test of logistic regression. Result: Bivariable analysis between stunting status and child development showed significant relationship (p <0,05) and OR 3,9 (95% CI; 1,67-8,90). The result of the multivariable analysis is the relationship between stunting status and the development of children aged 12-60 months who consider the energy intake. Conclusion: There is a relationship between stunting and the development of children aged 12-60 months but between maternal education, infectious diseases, parenting, energy intake, long-term birth, and parental income, energy intake most closely related to child development when jointly considered.

Kata Kunci : Stunting, Perkembangan Anak

  1. S2-2017-388118-abstract.pdf  
  2. S2-2017-388118-bibliography.pdf  
  3. S2-2017-388118-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2017-388118-title.pdf