GRIT PADA PELATIH DI LEMBAGA PENDIDIKAN PANGKALAN TNI AU X

DIAN AJENG MAHARANI, Avin Fadilla Helmi, Dr., M.Si

2017 | Tesis | S2 Psikologi Profesi

Beberapa penelitian membuktikan bahwa salah satu aspek yang dibutuhkan untuk menjadi anggota militer adalah karakter grit. Pelatih adalah faktor penentu terciptanya prajurit TNI yang handal. Prajurit TNI yang memiliki kualifikasi sebagai pelatih diharapkan memiliki grit yang tinggi untuk mencetak prajurit terbaik. Survei awal menggunakan skala Grit milik Duckworth (2007) yang telah diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia menunjukkan terdapat beberapa pelatih prajurit yang memiliki grit dalam kategori sangat tinggi namun ada pula yang tergolong dalam kategori grit sangat rendah. Pelatih seharusnya memiliki grit yang tinggi, selain itu dalam penelitian-penelitian sebelumnya telah disebutkan bahwa grit sangat dibutuhkan oleh anggota militer. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dinamika pembentukan grit pada prajurit militer dan bagaimana cara prajurit TNI mengelola grit yang mereka miliki. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Hasil temuan dari penelitian ini adalah karakter grit terdiri atas dua aspek yaitu perseverance of effort dan consistency of interest. Selain itu grit terbentuk dan dipengaruhi oleh kepercayaan diri, atribusi terhadap peristiwa positif maupun negatif, dan pengaruh eksternal. Responden dengan grit tinggi dapat meraih prestasi sementara hasil yang kurang maksimal ditunjukkan oleh responden dengan grit yang rendah. Pengelolaan grit terlihat saat responden menghadapi masalah, responden dengan grit tinggi cenderung mencari solusi permasalahan sedangkan responden dengan grit rendah mendiamkan masalahnya karena belum menemukan solusi

Some research proves that one of the aspects needed to become a member of the military is the character of grit. Trainers are the decisive factor for the creation of reliable TNI soldiers. The TNI soldiers who are qualified as coaches are expected to have a high grit to rise the best warriors. Initial surveys using Duckworth's (2007) Grit scale, which has been translated in Indonesian, show that there are some soldiers who have very high grits in the category, but some are in very low grit categories. Trainers should have a high grit, and in previous studies it has been mentioned that grit is needed by members of the military. The purpose of this study is to determine the dynamics of grit formation in military soldiers and how TNI soldiers manage their grit. This research uses qualitative approach with case study method. The result of this research is grit character consists of two aspects, namely perseverance of effort and consistency of interest. In addition grit is formed and influenced by self-confidence, attribution to positive or negative events, and external influences. Respondents with high grits can achieve temporary results while less than the maximum indicated by respondents with low grit. Management of grit seen when respondents face problems, respondents with high grits tend to find solutions problems while respondents with low grit silence the problem because it has not found a solution

Kata Kunci : grit, militer, pelatih militer