IDENTIFIKASI SEBARAN INTRUSI BATUAN BEKU DI DAEARAH KALISONGGO KABUPATEN KULONPROGO MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET

MAULUDIN KURNIAWAN, Prof. Dr. Sismanto. M.Si

2017 | Tesis | S2 Ilmu Fisika

Kulon Progo merupakan hasil kegiatan gunungapi masa lampau. Di daerah penelitian dijumpai intrusi dangkal batuan beku. Batuan beku lava andesit dijumpai membentuk kekar tiang. Kehadiran batuan beku intrusi dangkal di daerah penelitian erat kaitannya dengan Gunung Mujil sebagai sebuah sistem gunung api purba. Guna membuktikan keberadaan intrusi di daerah penelitian digunakan metode geomagnet yang dapat mendeteksi sebaran intrusi batuan beku lava andesit, serta keadaan bawah permukaan daerah penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah administrasi di Dukuh Kalisonggo, Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Survey dilakukan pada 271 titik pengukuran geomagnet yang terdiri atas 13 lintasan pengukuran. Guna menajamkan kontras anomali tinggi dan rendah, maka digunakan filter first horizontal derivative untuk dapat menentukan batas tepi dari sumber anomali. Interpretasi kuantitatif dilakukan dengan menggunakan pemodelan 2,5 D untuk mengetahui sebaran intrusi batuan beku di wilyah penelitian. Hasil pengolahan data menunjukan nilai anomali total pada daerah penelitian memiliki kisaran nilai berkisaran antara -400 nT hingga 600 nT, dengan pola sebaran anomali tinggi dengan arah Baratlaut ke Tenggara. Sedangkan Nilai anomali lokal yang telah direduksi ke ekuator memiliki kisaran nilai berkisaran antara 350 nT dan terendah -400 nT dengan pola klosur kontur menutup antara anomali tinggi dan anomali rendahnya. Berdasarkan hasil penampang 2,5 D sayatan 1 dan 2, terdapat 3 lapisan batuan dengan adanya bongkah lava andesit. Bongkah lava andesit memiliki nilai suseptibilitas sebesar 0.00004 SI yang menembus perlapisan yang berada diatasnya. Lapisan paling atasnya adalah soil dengan nilai suseptibilitas sebesar 0.00001 SI. Lapisan berikutnya adalah batuan breksi andesit dengan nilai suseptibilitas sebesar 0,00003 SI. Lapisan ketiga adalah batupasir dengan nilai suseptibilitas sebesar 0,000005 SI. Dari Model yang diperoleh memperlihatkan bongkah lava andesit tidak menerobos basementnya, hal ini sesuai dengan pendapat Van Bemmelen bahwa batuan beku di Kalisonggo sebagai longsoran.

Kulon Progo is the result of old volcanic activity. In the research area of shallow igneous intrusions encountered. The igneous rocks of andesite lava are found to form a coloumnar joint. The existance of igneous rock of shallow intrusion in the study area is closely related to Mount Mujil as an old volcano system. In order to prove the existence of intrusion in the research area used geomagnet method that can detect the distribution of intrusion of lava andesite igneous rock, as well as the subsurface condition of the research area. This research was conducted in the administrative area of Dukuh Kalisonggo, Kulonprogo, D.I Yogyakarta. The survey was conducted on 271 geomagnetic measurement points consisting of 13 measurement lines. In order to sharpen the high and low anomaly contrast, a horizontal derivative filter is used to determine the border of the anomaly source. Quantitative interpretation carried out using 2.5 D modeling to determine the distribution intrusions of igneous rock in the reseach area. The results of data processing showed value of total anomaly in the research area having the range between -400 nt to 600 nt, with the pattern of high anomaly distribution with the Northwest to the southeast. While the value of local anomaly that have been reduced to the equator has a range of values range between 350 nT and the lowest -400 nT with closure contour pattern closing between high anomaly and low anomaly. Based on the results of the 2.5 D section of slice 1 and 2, there are 3 layers of rock in the presence of bulder lava andesite. The boulder of lava andesite has a suseptibily value of 0.00004 SI and that Break throughthe layer above it. The top layer is soil with a suseptibility value of 0.00001 SI. The next layer is an andesite breccia with a suseptibility value of 0.00003 SI. The third layer is sandstone with a susceptibility value of 0.000005 SI. Based on the model obtained showing the andesite lava does not break through the basement, this is in accordance with the opinion of Van Bemmelen that the igneous rocks in Kalisonggo as an avalanche.

Kata Kunci : First horizontal derivative (FHD), Intrusi batuan beku, Kekar tiang, Metode geomagnet, Lava andesit