Petani-Petani Komunalisme: Mekanisme Readaptasi Masyarakat Lokal atas Perubahan Sosio- Ekonomi di Dusun Ngebel, Desa Tamantirto, Kec. Kasihan, Kab. Bantul
ATIKAH DWI W, Dr. Setiadi, M.Si.
2017 | Skripsi | S1 ANTROPOLOGI BUDAYANgebel adalah sebuah dusun yang terletak di wilayah pinggiran Kota Yogyakarta, tepatnya di Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul. Pada tahun 1989 dibangun sebuah universitas swasta di atas lahan ngaglik Dusun Ngebel. Kini sudah 28 tahun lamanya universitas itu berdiri. Selama 28 tahun itu pula masyarakat Dusun Ngebel mengalami proses perubahan. Hal ini dipengaruhi oleh keberadaan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah menarik banyak pendatang, terutama mahasiswa dan pemodal. Di sisi lain, telah terjadi ekspansi di wilayah perkotaan yang memunculkan urban sprawl, yaitu perembetan kenampakan fisikal ke wilayah luar kota. Perembetan kenampakan fisik tersebut juga didukung oleh keberadaan jalan lingkar provinsi yang dibangun melingkari pusat kota Yogyakarta. Hasilnya, perkembangan wilayah kota telah mempengaruhi perubahan secara spasial di wilayah pinggiran kota. Akibat tekanan akan kebutuhan ruang yang semakin tinggi, maka terjadi alih fungsi lahan pertanian dan pekarangan menjadi bangunan serta tempat usaha. Hal ini merupakan masalah besar bagi petani. Mereka dihadapakan pada pilihan tetap bertahan atau beralih profesi. Dalam tulisan ini, saya akan mencoba untuk melihat bagaimana proses perubahan secara spasial yang terjadi di wilayah Dusun Ngebel mempengaruhi kehidupan petani. Bagaimana perubahan tersebut berdampak pada mekanisme-mekanisme sosio-ekonomi yang digunakan kaum tani untuk bertahan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pengumpulan data melalui observasi dan wawancara. Teknik observasi yaitu dengan melakukan pengamatan aktivitas masyarakat dan kondisi lingkungan sekitar wilayah Dusun Ngebel, khususnya yang berkaitan dengan aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat. Perubahan spasial yang terjadi di wilayah Dusun Ngebel memunculkan perubahan sosial ekonomi di masyarakat lokal notabene merupakan kalangan petani. Petani mencari strategi bertahan dengan mengubah mekanisme sosio-ekonomi mereka. Selama ini, mekanisme sosio-ekonomi pada kalangan petani Ngebel terwujud dalam hubungan sosial antar keluarga, petani lainnya maupun masyarakat. Akibat perubahan spasial, para petani harus mengubah pola produksi dan relasi menjadi lebih rasional agar bisa bertahan dan tidak merugi. Hal itu kemudian berdampak pada perubahan bentuk-bentuk hubungan personal menjadi lebih transaksional.
Ngebel is a hamlet located in the suburbs of Yogyakarta City, precisely in Kasihan District, Bantul Regency. In 1989 a private university was built on Ngebel. Now, the university has been standing for 28 years. For it is 28 years the people of Ngebel undergoing a process of changes. This changes influenced by the existence of Muhammadiyah University of Yogyakartas that have attracted many immigrants, especially students and investors. On the other hand, there has been an expansion in urban areas that gave rise to urban sprawl, the physical appearance exposure to the outer city. The physical appearance exposure is also supported by the existence of a provincial ring road that was built around the downtown of Yogyakarta. As a result, the development of urban areas has affected spatial changes in suburban areas. Due to the increasing pressure of the space requirement, the agricultural land and yard are converted in to building and business area. This is surely become a big problem for the farmers. They are faced with the two fundamental choice of persisting or switching professions. In this paper, I will try to see how the change of spatial process that takes place in the Ngebel hamlet affects the life of farmers. Then, how these changes impact on the socio-economic mechanisms that the peasants use to endure. This research uses qualitative method with data collection through observation and interview. Observation technique that is by observing the activity of society and environmental condition around Ngebel, especially related to social and economical activity. Spatial changes that occur in the Ngebel hamlet bring socio-economic changes in the local community that are mostly work as a farmers. Farmers look for defensive strategies by changing their socio-economic mechanisms. So far, the socio-economic mechanisms of Ngebel farmers are always manifested in social relationships among families, other farmers and communities. As a result of the spatial changes, farmers must change the pattern of production and relationships become more rational in order to survive and not get loss. It then affects the transformation of forms of personal relationships into more transactional.
Kata Kunci : pertumbuhan penduduk, wilayah pinggiran kota/peri-urban, perubahan spasial, perubahan relasi sosial/