Pembangunan Identitas Nasional Kelompok Minoritas Korea di Cina
FITRI HANDAYANI, Dr. Nur Rachmat Yuliantoro, S.I.P., M.A.(IR)
2017 | Skripsi | S1 ILMU HUBUNGAN INTERNASIONALCina mengadopsi persatuan dalam multikulturalisme dalam menghadapi isu-isu terkait etnis minoritas. Pemerintah memberlakukan serangkaian kebijakan minoritas yang memberikan hak-hak istimewa kepada 55 kelompok minoritas di Cina. Kebijakan tersebut bernama youhui zhengce, bertujuan untuk memberikan kehidupan yang lebih baik bagi minoritas dan tetap mempertahankan identitas etnis mereka. Salah satu kelompok etnis yang dapat mempertahankan identitas etnis dan nasionalnya adalah etnis minoritas Korea, Chaoxianzu (Joseonjok dalam bahasa Korea). Chaoxianzu dilihat sebagai model minority karena kemampuannya dalam mempertahankan kesetiaan terhadap PKC dan tetap melestarikan identitasnya sebagai etnis Korea. Tetapi, seiring dengan munculnya generasi baru, Chaoxianzu mulai kehilangan identitas etnisnya. Mereka menunjukkan peningkatan patriotisme dan kesadaran akan identitas politiknya. Disamping penurunan jumlah sekolah etnis Korea-Cina, Chaoxianzu muda memiliki kemampuan berbahasa Korea yang buruk, banyak menggunakan bahasa Mandarin, bermigrasi ke kota besar, dan terintegrasi dengan mayoritas Han sebagai sesama warga negara Cina. Identitas etnis mereka lama-kelamaan tergantikan dengan identitas politik yang kuat sebagai warga Cina. Skripsi ini berargumen bahwa pergantian identitas Chaoxianzu disebabkan oleh kebijakan minoritas Beijing, interaksi mereka dengan Korea Utara dan Korea Setalan, serta kebijakan reformasi ekonomi oleh pemerintah Cina. Faktor-faktor ini telah mengubah persepsi Chaoxianzu tentang tanah kelahiran mereka dan memastikan pentingnya identitas politik mereka sebagai warga negara Cina.
China adopts unity in multiculturalism as its stance on minority issues. The government is implementing a set of minority policies which give privileges to the 55 ethnic minorities in China. The policy, called as youhui zhengce, allows the minorities to have a better life according to the national standard while holding onto their ethnic identities. One of the ethnic groups who is able to hold both ethnic identity and national identity is the Korean minority or Chaoxianzu (Joseonjok in Korean). Chaoxianzu is seen as a model minority due to its ability to stay loyal to the Chinese Communist Party while preserving their ethnic identity as Korean descent. However, along with the emergence of the new generation, Chaoxianzu is losing their ethnic identities. They demonstrate an increasing sense of patriotism and awareness of their political identity. While Korean-Chinese ethnic schools are decreasing in number, younger Chaoxianzu have lower skill in speaking Korean as they prefer to speak Mandarin, integrate with the Han majority as fellow Chinese citizens, and move to bigger cities. Their ethnic identity is slowly replaced with a stronger political identity as a Chinese. This thesis argues that the shifting identity of Chaoxianzu is caused by minority policy, their interaction with both North and South Korea, as well as a certain economic reform policy by the Chinese government. These factors have changed Chaoxianzus perception of their homeland and further confirm the importance of their political identity as Chinese citizens.
Kata Kunci : Chaoxianzu, kelompok minoritas Cina, integrasi nasional