Kinerja Kota Bekasi Berdasarkan Pendekatan Urban Metabolism
SHALSHA FARADILA Y, Prof. Ir. Bakti Setiawan, M.A, Ph.D
2017 | Skripsi | S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTAKota Bekasi merupakan kota satelit yang saat ini pembangunannya berporos pada kota induk, DKI Jakarta. Mulai dari permukiman, infrastruktur, industri sedang gencarnya dikembangkan untuk menyeimbangkan dengan demand dari penduduknya. Berbagai pembangunan ini menggunakan sumber daya dari alam yang terkadang tidak dimanfaatkan secara efisien. Permasalahan ini erat kaitannya dengan isu keberlanjutan yang memiliki berbagai bentuk pendekatan dalam menentukan solusinya. Salah satunya adalah dengan pendekatan urban metabolism, yang akan digunakan dalam menilai kinerja Kota Bekasi melalui sudut pandang tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penilaian terhadap kinerja Kota Bekasi berdasarkan pendekatan urban metabolism dan untuk mengetahui variabel dominan yang memengaruhi metabolisme Kota Bekasi. Menggunakan pendekatan deduktif-kualitatif-deskriptif, data yang digunakan adalah jenis data sekunder dari instansi dan SKPD terkait dan dilengkapi dengan observasi lapangan dan beberapa wawancara. Pengolahan data dilanjutkan dengan metode skoring untuk meningkatkan validitas penilaian kinerja metabolisme Kota Bekasi. Hasil dari analisis yaitu menunjukkan bahwa penilaian kinerja metabolisme Kota Bekasi terdapat satu kecamatan dengan metabolisme yang buruk dan dua kecamatan dengan metabolisme baik, sedang sembilan kecamatan masuk dalam kategori sedang. Status buruk, sedang, dan baik mencerminkan kadar energi yang terperangkap di suatu area. Metabolisme yang buruk berarti bahwa energi yang terperangkap di dalam area tersebut lebih banyak dari area yang memiliki level sedang dan baik. Kemudian, untuk variabel yang paling dominan metabolisme di Kota Bekasi adalah pergerakan dan gaya hidup. Hal ini dikarenakan adanya permasalahan dalam pelayanan transportasi umum, penggunaan kendaraan pribadi yang memiliki dampak langsung terhadap kehidupan perkotaan dan lingkungan kota. Di samping itu, di Kota Bekasi sedang maraknya pembangunan-pembangunan vertikal berupa mall dan apartemen
Bekasi City is a satellite city that currently its developments are revolved on the main city, DKI Jakarta. Varying from settlements, infrastructure, industry are being intensively developed to balance with the demands of its populations. These developments in fact use natural resources that are sometimes not utilized efficiently. This problem is closely related to sustainability issues that have various forms of approach in determining the solution. One of them is the urban metabolism approach, which will be used in this study to assess the performance of the city of Bekasi through that point of view. This study aims to assess the performance of Bekasi City based on urban metabolism approach and to determine the dominant variable for the metabolism performance of Bekasi City. Using a deductive-qualitative-descriptive approach, the data used in this study are secondary data types in which sources are from relevant government institutes or SKPD, and supplemented by field observations and interviews. Data processing followed by scoring method are also done to improve the validity of metabolism performance assessment of Bekasi City. The result of the analysis shows that the metabolism performance assessment of Bekasi Municipality is that there is one district with poor metabolism result and two districts with good metabolism result, while the nine other districts are in the moderate category. Poor, moderate, and good status reflects the energy levels trapped in an area. Poor metabolism means that the energy trapped within the area is much more than the area with moderate and good level. Then, for the dominant variables for the metabolism process in Bekasi City is the movement flows and lifestyle. This is because of the problems in public transport services, the use of private vehicles have a direct impact on urban life and its environment. In addition, as on right now Bekasi City is in the middle of rampant vertical development in the form of malls, apartments and other energy-consumed developments.
Kata Kunci : Kota, Kinerja Kota, Metabolisme Kota, Keberlanjutan