Laporkan Masalah

PENGARUH PERAJANGAN DAN LAMA PENGERINGAN TANAMAN TERHADAP RENDEMEN DAN KUALITAS MINYAK NILAM (Pogostemon cablin, BENTH)

FATAHILAH NURJATI, Rini Pujiarti, S.Hut., M.Agr., Ph.D.;Ir. Kasmudjo, MS

2017 | Skripsi | S1 KEHUTANAN

Pogostemon cablin, BENTH. merupakan salah satu sumber penghasil minyak atsiri, dimana seluruh bagian dari tanamannya dapat diekstrak untuk menghasilkan minyak. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil minyak nilam terbesar di dunia yang setiap tahunnya memasok 70-90% kebutuhan dunia. Meskipun dari segi kuantitas Indonesia mampu memenuhi kebutuhan minyak nilam dunia, namun kualitasnya masih tergolong rendah. Rendemen dan kualitas minyak nilam dapat meningkat ketika diberikan perlakuan pendahuluan yang tepat. Untuk mendapatkan rendemen yang optimal dengan kualitas yang baik, sebelum penyulingan dapat dilakukan perlakuan pendahuluan seperti perajangan dan pengeringan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perajangan dan lama pengeringan tanaman terhadap rendemen dan kualitas minyak nilam dari jenis Pogostemon cablin, BENTH. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap dengan dua faktor yaitu perajangan dan lama pengeringan tanaman. Tanaman nilam yang telah dipanen diberi perlakuan pendahuluan berupa tanaman yang tidak dirajang, daun dirajang kasar (5 cm), dan daun dirajang halus (1 cm). Lama pengeringan dilakukan selama 1,2,dan 3 hari. Parameter bobot jenis, putaran optik, indeks bias, kelarutan dalam etanol 90%, bilangan asam, dan bilangan ester. Hasil analisis menggunakan Analisis Varian dilanjutkan dengan HSD. Hasil penelitian minyak nilam menghasilkan rendemen basah 0,10%-0,65% dan rendemen kering 0,46%-1,49%. Nilai rendemen terbesar diperoleh minyak nilam dengan perajangan kasar dan lama pengeringan 2 hari. Sifat fisiko kimia (kualitas) minyak nilam yang dihasilkan memiliki nilai bobot jenis 0,87-0,98; nilai putaran optik antara (-36,07 derajat)-(-47,57 derajat); indeks bias 1,504-1,508; kelarutan dalam etanol 90% perbandingan 1:1-1:7; bilangan asam 0,43-1,79; bilangan ester 2,81-12,13. Faktor perajangan dan interaksi dari faktor perajangan dan lama pengeringan tanaman berpengaruh sangat nyata pada nilai rendemen basah, rendemen kering, putaran optik, bilangan asam, dan bilangan ester. Sementara untuk faktor lama pengeringan tanaman berpengaruh sangat nyata pada rendemen basah, rendemen kering, bilangan asam, dan bilangan ester. Interaksi faktor minyak nilam dirajang kasar dan lama pengeringan 2 hari memberikan hasil optimal. Disarankan untuk melakukan perajangan kasar (5 cm) dengan lama pengeringan 2 hari untuk mendapatkan minyak nilam dengan rendemen dan kualitas yang baik.

Pogostemon cablin, BENTH. is one of essential oil sources, which any part of patchouli plant could be extracted to produce essential oil. Indonesia is one of the largest suppliers of patchouli oil that produces 70% - 90% oil every year, but the quality relatively low. Yield and quality of patchouli oil may be increased when is given the right preparation treatment. To obtain optimum yield with good quality, before distillation process, preparation treatment can be done, such as chopping and drying process. The aims of this study is to determine the effect of crops chopping and drying time on yield and quality of patchouli oil of Pogostemon cablin, BENTH. This research used Complete Randomized Design using two factors, which are crops chopping and crops drying time. Harvested patchouli crops was given a preparation treatment of: unchopped crops, roughly-chopped crops (5 cm), and smoothly-chopped crops (1 cm). Drying time is carried out over 1,2, and 3 days. The data were analyzed using Variants Analysis then continued with HSD. Observed parameters on this research were specific gravity test, optical rotation, refractive index, solubility in ethanol 90%, acid value, and ester value. The result of this study provide patchouli oil wet yield between 0,10%-0,65% and dry yield between 0,46%-1,49%. Based on physic examination results, the value of specific gravity 0,87-0,98; optical rotation (-36,07 degrees) - (-47,57 degrees); refractive index 1,504-1,508; solubility in ethanol 90% (1 : 1)-(1:7); acid value 0,43-1,79; ester value 2,81-12,13. The chopping factor and interaction of chopping factor and drying time factor significantly affected wet yield value, dry yield value, optical rotation, acid value, and ester value. Factors that were significantly affected by drying time were wet yield, dry yield, acid value, and ester value. Interaction factor of roughly-chopped crops and drying time 2 days showed optimum value. It is suggested to conduct rough chopping (5 cm) for two days of drying time in order to get patchouli oil with good yield and quality.

Kata Kunci : Minyak nilam, perajangan, pengeringan, rendemen, fisiko-kimia;Patchouli oil, crops chopping, drying, yield, physico-chemical