Peranan International Labour Organization (ILO) dalam Mendorong Upaya Penanganan Karoshi di Jepang
BONDAN DEWANTO, Dra. Siti Daulah Khoiriati, MA
2017 | Skripsi | S1 ILMU HUBUNGAN INTERNASIONALKaroshi dilihat dari asal katanya terdiri dari tiga kata yaitu Ka yang artinya lebih, Rou yang artinya bekerja dan Shi yang artinya mati. Maka dapat disimpulkan secara harfiah bahwa karoshi adalah kematian yang diakibatkan bekerja berlebihan. Karoshi merupakan bekerja dengan tekanan yang besar dengan jam kerja yang berlebihan dari jam kerja yang sudah ditetapkan, terkadang disertai jam lembur dan shift kerja yang panjang. Jam kerja yang panjang ini menyebabkan sedikitnya hari libur atau hari istirahat sehingga mengakibatkan beban mental dan penyakit fisik, dan berujung pada kematian. Adanya kasus-kasus serta laporan ini menarik perhatian ILO sebagai aktor transnasional dan lembaga ketenagakerjaan internasional untuk ikut mengatasi fenomena karoshi yang terjadi di Jepang. Dalam perannya mendorong upaya penanganan karoshi di Jepang, ILO berpartsipasi dengan cara mengeluarkan konvensi seputar ketenagakerjaan yang berisi aturan dasar dalam pengaturan jam kerja, hari libur, dan lembur. Selain dalam bentuk konvensi yang diratifikasi, ILO juga mengeluarkan rekomendasi yang dapat dijadikan acuan oleh negara dalam pembuatan kebijakan dalam negeri. ILO juga mengeluarkan laporan pada tahun-tahun tertentu untuk meningkatkan kesadaran dan menarik perhatian masyarakat Jepang untuk sadar akan ancaman kematian akibat karoshi. Tulisan ini akan membahas sejauh mana peranan yang dilakukan oleh ILO dalam mendorong pemerintah Jepang untuk penanganan fenomena karoshi serta upaya yang dilakukan oleh Jepang sendiri untuk mengatasi permasalahan tersebut.
ABSTRACT Karoshi seen from the origin of the word consists of three words; Ka which means more, Rou which means work and Shi which means death. So it can be concluded that karoshi is "death caused by overwork". Karoshi is working with great pressure with excessive working hours and sometimes accompanied by long hours of overtime and work shifts. This long working hour causes less holiday or rest day resulting in mental burden and physical illness, and leads to death. The existence of these cases and reports drew the attention of the ILO as transnational actors and international labor agencies to help overcome the phenomenon of karoshi that occurred in Japan. In its role of encouraging the Karoshi handling efforts in Japan, the ILO participated by issuing employment-related conventions containing basic rules in working hours, holidays, and overtime arrangements. In addition to the ratified conventions, the ILO also makes recommendations that can be used by countries in making domestic policies. The ILO also issued reports in certain years to raise awareness and draw the attention of the Japanese people to be aware of the threat of death due to karoshi. This paper will discuss the role of the ILO in encouraging the Japanese government to handle the Karoshi phenomenon and efforts made by Japan itself to overcome the problem.
Kata Kunci : Karoshi, ILO, Jepang, Jam Kerja, Overwork.