KARAKTERISTIK KEBUN CAMPUR AGROFORESTRI TEGALAN PADA BERBAGAI ELEVASI DI DESA WUKIRSARI, KECAMATAN CANGKRINGAN, SLEMAN
YULIAN ADI PRASETYA, Dr. Priyono Suryanto, S.Hut., M.P. ; 2. Widiyatno, S.Hut, M.Sc., Ph.D.
2017 | Skripsi | S1 KEHUTANANPengelolaan tegalan dengan agroforestri banyak dikembangkan untuk mendukung kehidupan masyarakat pedesaan. Karakteristik agroforestri tegalan yaitu kebun campur dimana dapat menghasilkan berbagai produk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi, struktur serta pemanfaatan ruang agroforestri tegalan pada kebun campur. Penelitian ini dilakukan di Desa Wukirsari, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Metode pengambilan data dilakukan secara purposive sampling pada 30 lahan tegalan yang menerapkan agroforestri kebun campur pada tiga elevasi, yaitu elevasi atas, tengah dan bawah. Pengambilan data menggunakan petak ukur 20m x 20 m. Data yang diambil berupa komposisi dan struktur tanaman penyusun agroforestri tegalan. Analisis data yang digunakan meliputi jumlah individu, ID, Richness Index, INP, visualisasi tegakan dengan SExi-Fs, dan analisis pemanfaatan ruang. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan komposisi jenis pada ketiga elevasi. Elevasi bawah didominasi oleh sengon dan kelapa. Elevasi tengah didominasi oleh mahoni, melinjo, sengon, dan kelapa. Elevasi atas didominasi oleh mahoni, nangka dan sengon. Elevasi atas merupakan zona dengan keanekaragaman jenis paling tinggi yaitu 23 jenis. Pemanfaatan ruang horisontal pada tiap elevasi relatif sama yaitu sekitar 50 % dengan kondisi tajuk yang saling tumpang tindih. Pemanfaatan ruang vertikal pada tiap elevasi adalah sama yaitu 5 strata, perbedaan yang terjadi yaitu dalam komposisi tanaman terutama pada stratum pertama dan ketiga.
Dry-field management with agroforestry many developed to support life rural communities. Characteristic of dry-field agroforestry is mixed garden where can produce multiple products. This study aimed to understand composition, structure and dry-field agroforestry space utilization in mixed garden. This study was conducted in Wukirsari Village, Cangkringan Sub District, Sleman District. The data were collected using purposive sampling in 30 dry-field areas which implemented mixed garden agroforestry based on three elevation, which are upper, middle, and lower elevation, by making 20m x 20 m sampling plots. The collected data were number of individuals, ID, Richness index, importance value index, stand visualization using SExI-Fs, and space utilization analysis. The result of the study showed there was a difference in species composition in three elevations. The lower elevation was dominated by sengon and coconut. The middle elevation was dominated by mahogany, melinjo, sengon, and coconut. The upper elevation was dominated by mahogany, jackfruit and sengon. The upper elevation was the zone with the highest species diversity was 23 species. Horizontal space utilization in each elevation was relatively the same, which was around 50% with overlapping canopy condition. The utilization of vertical space in each elevation was the same which were 5 strata; the difference of this utilization was in the species composition especially in the first and third stratum.
Kata Kunci : Agroforestri, tegalan, kebun campur, elevasi; Agroforestry, dry field, mixed garden, elevation