Understanding the Shift of Indonesia & Malaysia's Relations in Palm Oil Trade from Competition to Cooperation Under CPOPC

RANGGA EKA SAKTI, Dr. Poppy Sulistyaning Winanti, M.P.P., M.Sc

2017 | Skripsi | S1 ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

Minyak Kelapa Sawit adalah salah satu komoditas penting yang diperdagangkan dewasa ini. Produk ini menjadi tulang punggung di banyak industri lain dan juga menjadi komponen penting dalam ekonomi global. Saat ini, produsen dan eksportir paling besar dari minyak kelapa sawit adalah Indonesia dan Malaysia. Karena kedua negara tersebut menguasai sekitar 90 persen dari produksi global minyak kelapa sawit, Indonesia dan Malaysia saling berkompetisi untuk mendapatkan akses ke pasar pasar penting dunia. Namun, telah terjadi sebuah fenomena dimana Indonesia dan Malaysia setuju untuk bekerjasama dengan membuat organisasi yang bernama Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC). Berdirinya organisasi ini adalah sebuah peristiwa yang menandai perubahan relasi perdagangan minyak kelapa sawit Indonesia dan Malaysia. Melihat pentingnya organisasi ini, CPOPC menjadi isu sentral di dalam skripsi ini. Di dalam skripsi ini, penulis ingin menjawab pertanyaan riset yang adalah mengapa Indonesia dan Malaysia setuju untuk mengubah relasi mereka dari kompetisi menjadi kooperasi di bawah naungan organisasi CPOPC. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penulis menggunakan teori rational design dan pendekatan transaction cost. Teori dan konsep tersebut digunakan sang penulis untuk memproyeksikan harga transaksi politik kedua negara sebelum dan sesudah terbentuknya organisasi CPOPC dan juga meninjau rasionalitas di balik pembentukan organisasi tersebut. Dari analisis, dapat diketahui bahwa jawaban atas pertanyaan riset adalah bahwa kerjasama dalam bentuk pembentukan CPOPC merupakan piluihan yang paling rasional untuk dilakukan oleh Indonesia dan Malaysia. Hal ini menjadi rasional karena Indonesia dan Malaysia menghadapi hambatan perdagangan yang serupa yang akan lebih efisien jika dihadapi secara kolektif daripada secara individual.

Palm oil is one of the most important commodities that are traded nowadays. It can be found from a massive amount of industries and is a vital component of the global economy. Today, the biggest producers and exporters of palm oil are Indonesia and Malaysia. Since the two countries dominated around 90 percent of the total global production, Indonesia and Malaysia had been competing to acquire as much as market access to gain maximum profit. But even so, there is a phenomenon that recently happened where Indonesia and Malaysia agreed to create an international institutions in the name of Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC). The establishment of this organization is a mark of the shift of the two countries’ relation in palm oil trade. Looking at the salient of the organization, CPOPC appeared as the central issue in this undergraduate thesis. In this paper, the writer would like to answer the question on why Indonesia and Malaysia agreed to shift their state of relation from competition to cooperation under the organization of CPOPC. In order to answer the question, the writer utilize the theory of rational design and the concept of transaction cost. The theory and concept are used in order for the writer to project the transaction cost of the two countries in palm oil trade before and after the establishment of the organization and assess the rationality behind the creation of CPOPC. From the analysis, it is known that the answer to the research question is that Indonesia and Malaysia shifted their relation in palm oil trade from competition to cooperation because it is the most rational thing for them to choose. The action is rational because the two countries are facing similar obstacles in palm oil trade that will be more efficient and require less transaction cost if addressed collectively, rather than individually.

Kata Kunci : Palm Oil Trade, CPOPC, Rational Design Theory, Transaction Cost Approach