RENDEMEN DAN SIFAT PENGERJAAN KAYU JATI (Tectona grandis L.f.) HUTAN RAKYAT UMUR 10 TAHUN DAN 15 TAHUN
ADITYA DARMAWAN S, Tomy Listyanto, S.Hut., M.Env.Sc., Ph.D.
2017 | Tugas Akhir | D3 PENGELOLAAN HUTAN SVPermintaan kayu jati oleh masyarakat saat ini semakin meningkat tetapi pada akhir-akhir ini ketersediaan kayu jati yang berkualitas sudah terbatas di pasaran, kondisi seperti ini harus diantisipasi dengan mencari solusi misalnya menggunakan kayu jati muda sebagai bahan baku. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai rendemen dan sifat pengerjaan kayu jati pada arah aksial dan perbedaan umur (10 tahun dan 15 tahun). Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah jati umur 10 tahun dan 15 tahun. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap yang disusun secara faktorial. Faktor yang digunakan adalah faktor umur, terdiri dari umur 15 tahun (A) dan 10 tahun (B). Faktor kedua yaitu letak aksial kayu, terdiri dari 3 yaitu pangkal (1), tengah (2) dan ujung (3). Pada sifat pengerjaan kayu parameter yang diamati yaitu pengetaman, pengamplasan, pengeboran, pembelahan, dan pembubutan Pengujian sifat pengerjaan kayu dianalisis menggunakan software SPSS.16 berupa analisis varian (ANOVA) dengan taraf uji 5%. Hasil penelitian didapat bahwa faktor umur dan faktor letak aksial tidak berbeda nyata pada sifat pengetaman, pengamplasan, pengeboran, pembelahan dan pembubutan. Nilai rata-rata persentase cacat pada umur 10 tahun dan 15 tahun berturut-turut untuk pengetaman pada pangkal 17,02 % dan 15,40 %; tengah 9,76 % dan 16,65 %; ujung 15,55 % dan 24,27 %, untuk pengamplasan pada pangkal 0,59 % dan 2,23 %; tengah 4,37 % dan 13,17 %; ujung 3,15 % dan 8,16 %, untuk pengeboran pada pangkal 37,46 % dan 41,77 %; tengah 43,83 % dan 40,35 %; ujung 42,51 % dan 40,09 %, untuk pembelahan pada bagian pangkal 32,33 % dan 18,71 %, tengah 19,37 % dan 20,24 %, ujung 11,83 % dan 16,55 %. Dilihat dari sifat pengerjaan secara umum kayu jati umur 10 tahun dan 15 tahun sama-sama memiliki kualitas kelas pengerjaan I-III (sangat baik sampai sedang) dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku meubel dengan kualitas yang sama.
The demand for teak by the people today is increasing but in recent the availability of quality teak wood has been limited in the market, such conditions should be anticipated by finding solutions such as using young teak as raw materials. This study aimed to know the value of yield and woodworking trait on the axial and difference age (10 years and 15 years). The materials used in this study were teak aged 10 years and 15 years. This study used a completely randomized design that was arranged factorially. Factors used are age factor, consist of age 15 years (A) and 10 years (B). The second factor is the axial location of wood, consisting of 3 namely the base (1), the middle (2) and the end (3). On the nature of wood processing parameters observed, namely sapping, sanding, drilling, cleavage, and lathe Testing the nature of woodworking is analyzed using SPSS.16 software in the form of variance analysis (ANOVA) with 5% test level. The results showed that the age and axial location were not significantly different in the trait of the saturation, sanding, drilling, fission and lathe. The average value of percentage of defect at age 10 years and 15 years consecutively for the cultivation at base of 17.02 % and 15.40 %; middle 9.76 % and 16.65 %; tip 15.55 % and 24.27 %, for sanding at base 0.59 % and 2.23 %; middle 4.371% and 13.17 %; tip 3.15 % and 8.16 %, for drilling at base 37.46 % and 41.77 %; middle 43.83 % and 40.35 %; and tip 42.51 % and 40.09 %, for division at base of 32.33 % and 18.71 %, middle of 19.37 % and 20.24 %, and tip 11.83 % and 16.55 %. Viewed from the nature of the work in general, teak wood aged 10 years and 15 years both have the quality of class I-III (very good to medium) and can be used as raw materials furniture with the same quality.
Kata Kunci : Kayu Jati, Letak aksial, Sifat pengerjaan kayu, Umur