Aset Penghidupan Masyarakat terhadap Bahaya Genang Pasang Air Laut (Rob) di Desa Timbulsloko, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak
LINTANG MURPRATIWI, Dr. Dyah Rahmawati Hizbaron, M.T., M.Sc
2017 | Skripsi | S1 GEOGRAFI DAN ILMU LINGKUNGANDesa Timbulsloko terletak di wilayah pesisir Kecamatan Sayung, Demak. Wilayah ini sangat rentan terhadap bahaya genang pasang air laut yang semakin dipicu oleh perubahan iklim. Kejadian genang pasang air laut tersebut telah menggangu penghidupan masyarakat. Kesejahteraan masyarakat pesisir hanya dapat dicapai melalui penghidupan berkelanjutan, yang akan memperkuat kapasistas masyarakat pesisir untuk mengurangi risiko bencana. Building with Nature (BwN) adalah salah satu projek pengurangan risiko bencana yang telah diperkenalkan dan mulai diimplementasikan sebagai pendekatan berkelanjutan di daerah penelitian. Tujuan penelitian ini adalah 1) Mengukur aset penghidupan masyarakat terhadap bahaya genang pasang air laut di Desa Timbulsloko sebelum dan sesudah adanya program perlindungan pesisir BwN, dan 2) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi aset penghidupan masyarakat terhadap bahaya genang pasang air laut sesudah adanya program BwN. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif melalui penyebaran kuesioner secara purposive sampling dengan menyebar kuesioner kepada 72 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan aset untuk satu desa tergolong buruk hingga baik dalam dua periode. Program BwN memberikan kontribusi positif secara dominan terhadap modal sosial, manusia, dan alam. Sedangkan, modal keuangan dan fisik tidak mengalami dampak signifikan. Adapun faktor yang berpengaruh terhadap terbentuknya aset penghidupan yang berkelanjutan oleh masyarakat setiap dusun bervariasi. Dusun Bogorame, Dusun Wonorejo, dan Dusun Karanggeneng secara dominan dipengaruhi oleh faktor sosial dengan nilai signifikansi berturut-turut sebesar 0,004; 0,006; dan 0,003 sedangkan Dusun Timbulsloko secara dominan dipengaruhi faktor keuangan dengan nilai signifikansi sebesar 0,007.
Timbulsloko Villages is located in the coastal area of Subdistrict Sayung, Demak. This area is really prone to tidal flood pressure which increasingly triggered by climate change. The occurrence of tidal flood disaster is disrupting community livelihood. Coastal community well-being can only be achieved through a sustainable livelihood, which will strengthen the coping capacity of the coastal community to reduce disaster risk. Building with Nature (BwN) is one of disaster risk reduction project has been introduced and start to be implemented as a sustainable approach. The objectives of this research are 1) to assess livelihood assets of the society to dangers of tidal flood before and after the BwN project, and 2) to analyze the factors that affect the livelihood assets of society to dangers of the tidal flood. This research was conducted by using the quantitative method with a purposive sampling questionnaire which distributed to 72 respondents. The results showed that the livelihood assets of a village classified as poor to very good in two periods. The Bwn project is most significantly improving local livelihood on the domain of social capital, human capital, and natural capital. Whereas, there is no significant impact on financial capital and physical capital.The factors that affect the establishment of sustainable livelihood assets by society in every hamlet varied. The Hamlets, Bogorame, Wonorejo, and Karanggeng are predominantly influenced by social factors with the significance value of 0,004; 0,006; and 0,003, whereas Timbulsloko Hamlet is predominantly influenced by financial factors with a significant value of 0,007.
Kata Kunci : Modal, Penghidupan, Bencana, Genang Pasang Air Laut, Program Building with Nature, Desa Timbulsloko, Demak