PENDUDUKAN JEPANG DAN KEBIJAKAN SULTAN TERHADAP ABDIDALEM KESULTANAN YOGYAKARTA: 1942-1945
RADEN ARISTIANTO ADI NUGROHO, Nur Aini Setiawati, Ph. D.
2017 | Skripsi | S1 ILMU SEJARAHDiberlakukannya embargo minyak bumi kepada Jepang oleh Amerika Serikat membuat Jepang berusaha mencari sendiri kebutuhan perangnya. Jepang kemudian melakukan ekspansi hingga ke wilayah Hindia Belanda yang kaya akan sumber minyak bumi. Selai minyak, Hindia Belanda juga di incar karenapulau Jawa merupakan penghasil beras dalam jumlah besar yang juga dapat digunakan sebagai bahan panganutama tentara Jepang. Di banyak wilayah yang didudukinya, Jepang sering berlaku semena-mena terhadap penduduk setempat. Namun nasib yang sedikit lebih beruntung dialami oleh para rakyat di wilayah Kesultanan Yogyakarta. Hal ini diakibatkan oleh rasa segan Jepang terhadap Kesultanan Yogyakarta karena sama-sama berbentuk kerajaan seperti Jepang. Selain itu Sultan Hamengkubuwono IX juga dapat mensiasati supaya rakyatnya tidak terlalu menderita. Di wilayah Kesultanan Yogyakarta penduduk non bangsawan dapat dikategorikan menjadi Abdidalem atau pegawai Kraton dan Kawuladalem atau rakyat biasa. Ketika diberlakukannya kebijakan-kebijakan perang oleh Jepang, ditemukan sejumlah perbedaan-perbedaan antara Abdidalem dan Kawuladalem. Kebijakan-kebijakan tersendiri diberlakukan terhadap para Abdidalem oleh Sultan pada masa itu. Hal ini dikarenakan Abdidalem tersebut masihlah menjadi bawahan Sultan yang memiliki tugas-tugas tersendiri di Kraton. Fokus penelitian ini ialah kepada kebijakan terhadap Abdidalem Kraton Yogyakarta pada masa pendudukan Jepang tahun 1942-1945. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah secara analisis deskriptif dengan menggunakan sumber primer dan sekunder seperti arsip, laporan penelitian, jurnal, koran, buku, serta wawancara. Hasil penelitian menunjukan bahwa Abdidalem juga turut berperan dalam menjalankan kebijakan-kebijakan yang diberlakukan oleh Jepang, hanya saja Sultan sebagai pemimpin mempunyai kebijakan-kebijakan tersendiri terhadap para Abdidalem nya.
The passage of the petroleum embargo to Japan by the United States to make Japan trying to find his own needs. Japan later expanded to the Netherlands East Indies region which is rich source of petroleum. Peanut oil, Netherlands Indies also seek Java karenapulau is in producing a large amount of rice that can also be used as the main foodstuffs army Japan. In many regions of Japan, serving often applies arbitrarily against the local population. But a slightly more fortunate fate experienced by the people in the Sultanate of Yogyakarta. This is caused by a sense of reluctant Japan against the Sultanate of Yogyakarta since both shaped the Kingdom such as Japan. Besides Sultan Hamengkubuwono IX can also be like the other so that the people do not suffer too. In the area of Yogyakarta Sultanate non count can be categorized into AbdidalemandKawuladalem or the palace servants and common people. When the enactment of policies of war by Japan, found a number of differences between Abdidalem and Kawuladalem. Its own policies into effect against the Abdidalem by the Sultan at that time. This is due to the Abdidalemis a vassal to the Sultan that has its own tasks in the Kingdom. The focus of this research is to the policy against Abdidalem of Yogyakarta during the occupation of Japan 1942-1945 year. The methods used in this research is a method of historical research in descriptive analysis using primary and secondary sources such as archives, research reports, journals, newspapers, books, and interviews. The research results showed that Abdidalem was also instrumental in implementing the policies imposed by Japan, just that the Sultan as leader has its own policies against the Abdidalem.
Kata Kunci : Jepang, Kesultanan Yogyakarta, Abdidalem, Kebijakan