Laporkan Masalah

Koherensi wacana sesorah perkawinan dalam bahasa Jawa

MULYANA, Prof.Drs.M. Ramlan

2001 | Tesis | S2 Linguistik

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan koherensi wacana sesoruh perkawinan dalam bahasa Jawa. Secara lebih rinci hal-ha1 yang didesknpsikan meliputi: bentuk-bentuk pemarkah lingual yang berperan membantu terjadinya koherensi, jenis-jenis hubungan antar bagian yang koheren, dan pola-pola koherensinya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat teoretis di bidang analisis wacana dan secara pralctis dalam bidang pengembangan penyusunan wacana sesorah perkawinan dalam bahasa Jawa. Data penelitian yang berupa bentuk wacana sesoruh perkawinan, diambil dari sumber lisan dan tulis. Data lisan dlperoleh dari wacana sesoruh yang disampaikan secara langsung dalam upacara perkawinan di wilayah Yogyakarta. Sementara data tulis diambil dari buku-buku yang memuat contoh-contoh wacana sesoruh perkawinan dalam bahasa Jawa. Data yang telah terkumpul, kemudian diklasifikasi, direduksi, dan dianalisis berdasarkan metode padan-referensial dan metode agih, terutama teknik permutasi, substitusi, lesap, dan parafrase. Penggunaan wtode dan t e h k tersebut semuanya dalam kerangka analisis wacana (discourse unalysis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis-jenis hubungan antar bagian yang bersifat koheren dan bentuk-bentuk pemarkah lingual penanda koherensi, yang ditemukan dalam wacana sesorah perkawinan dalam bahasa Jawa adalah: (1) hubungan penjelasan (bentuk pemarkah lingual yang dapat menandai hubungan ini antara lain: uteges ‘artinya’, inggih menika ‘yaitu’); (2) hubungan waktu (pemarkah lingual yang &pat menandainya antara lain: nalika semuna ‘ketika itu’, titi wanci menika ‘saat hi’, ri ing kalenggahan menika ‘tepat hari ini’, mbenjang ‘besok’); (3) hubungan sebab-akibat &emarkah lingual yang dapat nlenandainya antara lain: prumzlu ‘maka’, subub ‘sebab’, karanu ‘karena’); (4) hubungan syarat-hasil (pemarkah lingual yang dapat menandainya ialah: sutemah ‘akhirnya’, umrilz ‘supaya’); (5) hubungan perbandingan (pemarkah lingual yang dapat menandainya antara lain: pindhu ‘seperti’, kadyu ‘sl=perti’, ‘bagaikan’, upindhu ‘bagaikan’, lir ‘seperti); (6) hubungan penjumlahan (pemarkah lingual yang dapat menandainya antara lain: Ian ‘dan’, Zun malih ‘dan lagi’, kejawi suking menika ‘kecuali itu’, se.mnten ugi ‘demikian juga’); (7) hubungan perlawanan (pemarkah lingual yang dapat menandainya antara lain: ewa semanfen ‘meskipun demikian’, nanging ‘tetapi‘, kosok wungsulipun ‘sebaliknya’); dan (8) hubungan perturutan (pemarkah lingual ymg dapat menandainya antara lain: gvu ‘laiu’, nulya ‘lalu’, saklujengipun ‘selanjutnya’). Sementara pola-pola koherensi yang terjadi antara lain: pola koherensi antar kalimat, pola koherensi antar paragraf, pola koherensi berpeinarkah lingual (eksplisit), dan pola konerensi tak

Available in Fulltext

Kata Kunci : Bahasa Jawa,Sesorah Perkawinan


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.