IDENTIFIKASI DAN PEMETAAN JENIS INDUSTRI PENGOLAHAN POTENSIAL SERTA ANALISIS SWOT PADA UMKM DI KOTA YOGYAKARTA
MUKTAMIROH RAISTI ZUHANNISA, Dawi Karomati Baroroh, S.T., M.Sc.
2017 | Skripsi | S1 TEKNIK INDUSTRITingkat pengangguran di Kota Yogyakarta merupakan yang paling besar diantara 4 kabupaten/kota yang lain di DIY. Tingkat pengangguran dapat diturunkan salah satunya dengan cara memperluas kesempatan kerja. Sektor industri pengolahan merupakan salah satu sektor yang mendominasi pasar kerja di Kota Yogyakarta yaitu sebesar 13,25 persen. Jumlah industri kecil dan menengah (IKM) terus meningkat dari tahun ke tahun dan juga menyerap tenaga kerja lebih banyak daripada industri besar dan sedang. Pemberdayaan IKM/UMKM di Kota Yogyakarta merupakan salah satu jalan untuk memperluas kesempatan kerja agar dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak dan mengurangi tingkat pengangguran. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memetakan jenis industri pengolahan yang potensial untuk menyerap tenaga kerja pada UMKM di setiap kecamatan di Kota Yogyakarta serta melakukan analisis SWOT pada UMKM di kecamatan terpilih sebagai acuan untuk pemerintah dalam melakukan penyusunan strategi pemberdayaan UMKM. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data jumlah tenaga kerja setiap UMKM di setiap kecamatan di Kota Yogyakarta dan juga hasil wawancara mengenai kondisi UMKM saat ini terhadap beberapa narasumber yang ahli dalam bidang UMKM di beberapa kecamatan. Metode yang digunakan untuk mengidentifikasi jenis industri pengolahan potensial adalah metode Location Quotient (LQ), sedangkan metode yang digunakan untuk menganalisis keadaan UMKM yang ada saat ini adalah analisis SWOT. Hasil perhitungan nilai LQ pada masing-masing jenis industri pengolahan di setiap kecamatan divisualisasikan dalam sebuah peta persebaran jenis industri pengolahan basis di Kota Yogyakarta. Analisis SWOT dilakukan pada kecamatan yang memiliki jumlah industri pengolahan basis paling banyak, menengah, dan paling sedikit. Hasil perhitungan LQ pada masing-masing jenis industri pengolahan pada UMKM di setiap kecamatan menunjukkan bahwa kecamatan yang memiliki jenis industri pengolahan basis paling banyak sampai dengan paling sedikit berturut-turut adalah Kecamatan Umbulharjo, Gondokusuman, Wirobrajan, Gondomanan, Danurejan, Jetis, Pakualaman, Mantrijeron, Mergangsan, Ngampilan, Gedongtengen, Tegalrejo, Kotagede, dan Kraton. Selain itu juga perlu memperhatikan kondisi UMKM saat ini yang terlihat pada hasil analisis SWOT pada masing-masing UMKM untuk mengetahui kelemahan dan ancaman yang perlu diatasi serta kelebihan dan peluang yang dapat dimanfaatkan untuk memberdayakan UMKM tersebut. Strategi pemberdayaan yang didasarkan dari perpaduan hasil identifikasi jenis industri pengolahan potensial serta analisis SWOT pada UMKM diharapkan mampu meningkatkan penyerapan tenaga kerja pada UMKM sehingga dapat menurunkan tingkat pengangguran di Kota Yogyakarta.
The unemployment rate in Yogyakarta City is the largest among the 4 districts/cities in Yogyakarta Province. The unemployment rate can be lowered by expanding employment opportunities. Manufacturing sector is one of the dominant sector of job market in Yogyakarta City which is 13.25 percent. The number of small and medium industries (IKM) continues to increase from year to year and also involve more manpower than large and medium industries. Empowering IKM/UMKM in Yogyakarta City is one way to expand employment opportunities in order to involve more manpower and reduce unemployment. This study aims to identify and map the potential types of manufacturing industries of UMKM to involve manpower in every sub-district in Yogyakarta City and to conduct SWOT analysis on UMKM in selected sub-districts as a reference for the government in formulating a strategy to empower UMKM. The data used in this study are data on the number of employement of UMKM in each district in Yogyakarta City and also the results of interviews about the current condition of UMKMs to some experts of UMKMs in some districts. The method used to identify the potential types of manufacturing industry is Location Quotient (LQ) method, while the method used to analyze the current condition of UMKMs is SWOT analysis. The calculation result of LQ value in each type of manufacturing industry in each sub-district is visualized in a map of distribution of the basic types of manufacturing industries in Yogyakarta. SWOT analysis was conducted at sub-districts that had the largest, medium, and the smallest number of basic types of manufacturing industries. The result of LQ calculation on each type of manufacturing industry at UMKM in every sub-district shows that sub-districts that have the basic type of manufacturing industry from the largest to the smallest sequently are Subdistrict of Umbulharjo, Gondokusuman, Wirobrajan, Gondomanan, Danurejan, Jetis, Pakualaman, Mantrijeron , Mergangsan, Ngampilan, Gedongtengen, Tegalrejo, Kotagede, and Kraton. It is also necessary to consider the current condition of UMKMs that are shown in the SWOT analysis results on each UMKMs to determine the weaknesses and threats that need to be overcome and the advantages and opportunities that can be utilized to empower the UMKMs. Empowerment strategy based on the combination of identification of potential manufacturing industries and SWOT analysis of UMKMs are expected to increase employment in UMKM so as to reduce unemployment rate in Yogyakarta City.
Kata Kunci : Tingkat Pengangguran, UMKM, industri pengolahan, Location Quotient, analisis SWOT