ANALISIS PENGARUH INTERNAL PRECOOLING DENGAN CAIRAN ISOTONIK DINGIN BERBENTUK CAIR DAN ICE SLURRY TERHADAP RESPON FISIOLOGIS DAN SUBJEKTIF

GHANI FURQON ABDUL RAHMAN, Dr. Eng. Titis Wijayanto, S.T., M.Des

2017 | Skripsi | S1 TEKNIK INDUSTRI

Aktivitas fisik disertai kondisi lingkungan yang panas akan menyebabkan kenaikan suhu inti tubuh. Selain itu tubuh juga akan kehilangan ion-ion dan zat-zat berguna dengan berkeringat. Pemberian minuman dengan suhu yang rendah merupakan alternatif yang baik dalam mengurangi risiko tersebut. Salah satu jenis minuman yang diklaim merupakan hydration fluid terbaik adalah minuman isotonik. Sedangkan dalam mengkonsumsi minuman isotonik tersebut belum diketahui suhu yang lebih optimal untuk mengurangi risiko akibat aktivitas fisik dan lingkungan yang panas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon fisiologis dan subjektif terhadap pemberian asupan cairan isotonik dingin berbentuk cair dan ice slurry pada aktivitas fisik di lingkungan panas. Sembilan reponden laki-laki (usia: 22,1 plus minus 0,9; berat badan: 70,95 plus minus 4,72; tinggi badan: 169,8 plus minus 3,1) melakukan aktivitas fisik berlari di treadmill dengan kecepatan 65% HRmax selama 30menit diruang terkondisi dengan suhu 36,6 plus minus 0,8 derajat Celcius dan kelembaban relatif 72 plus minus 6 Relative Humidity, dilanjutkan dengan recovery selama 30menit. Subjek penelitian mengalami tiga kondisi perlakuan yaitu tanpa pemberian asupan (KON), pemberian asupan minuman isotonik dingin cair (CF) bersuhu 4 derajat celcius, dan pemberian cairan isotonik dingin berbentuk ice slurry (IS) bersuhu -1,4 derajat celcius. Pemberian asupan masing-masing 7,5 g/kg berat badan subjek penelitian dan dilakukan 30 menit sebelum aktivitas fisik. Respon fisiologis yang diukur adalah suhu timpani, suhu kulit, suhu tubuh, body heat storage, denyut jantung, kenyamanan termal, sensasi termal, sensasi kehausan, rate perceived exertion, nauasea, dan drinking pleasure. Uji statistik yang digunakan adalah Repeated Measure ANOVA dilanjutkan dengan uji Post-hoc dengan Bonferonni correction. Hasil penelitian menunjukan bahwa konsumsi cairan isotonik berbentu ice slurry (mean Tb=36,88 derajat celcius; p=0,02) lebih signifikan dalam menurunkan respon fisiologis dan subjektif dibandingkan kondisi kontrol (mean Tb=37,10 derajat celcius), dan lebih baik dalam menurunkan heat strain dibandingkan dengan cairan isotonik berbentuk cair (mean Tb=36,95 derajat celcius; p=0,32) terhadap kondisi kontrol. Hasil respon subjektif menunjukan bahwa cairan isotonik berbentuk ice slurry (TC p=0,1; TS p=0,15; RPE p=0,24) lebih memberikan perasaan sejuk, nyaman, dan persepsi beban kerja yang lebih ringan dibandingkan dengan bentuk cair (TC p=0,41; TS p=0,44; RPE p=0,71), tetapi memiliki rasa yang lebih tidak disukai dan memberikan rasa nausea yang lebih. Oleh karena itu, minuman isotonik berbentuk ice slurry lebih baik dikonsumsi untuk menurunkan heat strain pada aktivitas fisik dilingkungan panas dibandingkan dengan minuman isotonik berbentuk cair, walaupun memiliki rasa yang lebih tidak disukai dan rasa nausea yang lebih.

Physical activity in hot environmental conditions will increase core body temperature. In addition the body will also lose ions and useful substances by sweating. Having a cold drink is a good alternative to reduce body temperature. One kind of refreshment which claimed to be the best hydration fluid is isotonic water. It is not yet known the optimal temperature of isotonic water to reduce the risk due to physical activity and hot environment. This study aims to determine the physiological and subjective responses to fluid intake of cold isotonic fluids and ice slurry in activity at hot environments. Nine men (age: 22.1 plus minus 0.9, body weight: 70.95 plus minus 4.72, height: 169.8 plus minus 3.1) were tested while doing physical activity which is running on treadmill at 65% HRmax throughout 30 minutes in a conditioned room with temperature of 36.6 plus minus 0.8 degree celcius and relative humidity of 72 plus minus 6 RH, followed by recovery for 30 minutes. The respondents underwent three treatment conditions, without fluid intake (KON), fluid intake of cold isotonic drink (CF), and cold isotonic ice-shaped ice slurry (IS). These respondents were given intake of 7.5 g / kg body weight and performed 30 minutes before physical activity. The measured variables are temperature of tympani, skin temperature, body temperature, body heat storage, heart rate, thermal comfort, thermal sensation, thirst sensation, rate perceived exertion, nausea, and drinking pleasure. The statistical test used is Repeated Measure ANOVA followed by Post-hoc test with Bonferonni correction. The results showed that isotonic water consumption in ice slurry form (mean Tb = 36,88 degree celcius; p =0,02) was more significant to decrease physiological and subjective response than controled condition (mean Tb = 37,10 degree celcius), and better to decrease heat strain compared to isotonic water in liquid form (mean Tb = 36.95 degree celcius; p =0.32). The results of subjective responses show that isotonic water in the form of ice slurry (TC p =0,1; TS p =0,15; RPE p =0,24) gives cooler, more comfortable, and lighter workload perception than liquid form (TC p = 0,41; TS p = 0,44; RPE p = 0,71), but it has more unfavorable taste and gives more nausea. Therefore, isotonic water in the form of ice slurry is better consumed to lower heat strain on physical activity at hot environments compared to isotonic water in liquid form, although it has more unpleasant taste and more nausea.

Kata Kunci : minuman isotonik, ice slurry, respon fisiologis, respon subjektif