KARAKTERISTIK MORFOLOGI DAN FISIOLOGI TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.) AKIBAT PEMAPARAN MUSIK DENGAN TEKNOLOGI SONIC BLOOM

MUHAMMAD ROSYID W, Prof. Dr. Ir. Muhjidin Mawardi,M.Eng;Dr. Sri Rahayoe, STP., MP

2017 | Skripsi | S1 TEKNIK PERTANIAN

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh faktor produktivitas tanaman pangan yang kian menjadi sorotan utama sebagai indikator keberlanjutan pertanian, dimana cakupannya meliputi kondisi morfologi dan fisiologi tanaman. Salah satu upaya peningkatan produktivitas tanaman pangan hortikultura, khususnya selada, adalah dengan teknologi sonic bloom dimana tanaman diberi nutrisi beserta getaran dari bunyi. Kombinasi aplikasi ini dengan variasi musik diharapkan mampu meningkatkan produktivitas tanaman selada. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemaparan musik pada penerapan teknologi sonic bloom terhadap morfologi dan fisiologi tanaman selada (Lactuca sativa L.), serta membandingkan perlakuan mana yang paling baik untuk diaplikasikan. Pada penelitian ini, digunakan rancangan acak kelompok dengan subyek tanaman selada (Lactuca sativa L.). Observasi dilakukan pada 96 polybag tanaman selada (Lactuca sativa L.) yang dibagi menjadi 6 kelompok perlakuan, serta 2 kelompok kontrol. Perlakuannya meliputi 3 jenis musik yakni trailer, classic, dan jazz pada intensitas pemaparan tinggi (89 hingga 110 dB) dan rendah (70 hingga 80 dB) selama 3 jam per hari dalam 21 hari. Data yang direkam meliputi pertambahan tinggi dan daun kumulatif, luas daun, pembukaan stomata yang meliputi densitas, persentase dan lebar pembukaan, serta laju konsumsi CO2. Hasilnya, diperoleh perbedaan antar perlakuan pada tiap parameter antara lain tinggi tanaman (p= 0,000), pertambahan daun (p=0,451), densitas pembukaan stomata (p=0,017), persentase pembukaan stomata (p=0,006), dan lebarnya (p=0,000), laju konsumsi CO2 (p=0,000) serta koefisien serapan CO2 (p=0,021). Diperoleh pula korelasi hubungan antara intensitas pemaparan dengan tiap parameter, yakni sebesar 0,98 hingga 1. Diketahui pula penerimaan energi musik terakumulasi yakni sebesar 11,92% dari total energi yang terpancarkan pada 12 posisi peletakan tanaman. Berdasarkan uji mean, musik yang paling optimal untuk perkembangan morfologi dan fisiologi selada (Lactuca sativa L.) adalah musik Classic Tinggi. Sementara itu, terdapat hubungan erat (R lebih besar sama dengan 0,9) antara intensitas pemaparan dengan setiap parameter yang diamati.

The background of this research is that crop productivity, includes morphological and physiological conditions of the crop itself, increasingly become a major focus as an indicator of the agricultural sustainability. One of the methods that is able to increase the crop productivity, especially lettuce (Lactuca sativa L.), is by applying the sonic bloom technology, where the crops are directly exposed by vibration from the sound, besides giving additional nutrients. Better yields and productivity of lettuce are expected by combining this application with music as an independent variables. The aim of this research is to analyze the effects of music usage on the application of sonic bloom technology towards morphological and physiological characters of lettuce (Lactuca sativa L.), beside comparing which treatment is the best for being applied. In this research, the observer used a randomized block design with lettuce (Lactuca sativa L.) as the subject. The observations were carried out to 96 polybags of lettuces (Lactuca sativa L.), which had been divided to 6 treatment groups and 2 control groups. The treatments included 3 music genres, such as trailer, classic, dan jazz, that is exposed in high (89 up to 110 dB) and low intensity (70 up to 80 dB). Data that had been recorded were crops height and cumulative leaves accretion, leaf area, stomatal opening aspects included density, percentage, and the width of the opening, also the rate of CO2 consumptions. The differences (p-value) between groups from each parameter are obtained, such as crops height (0.000), cumulative leaves accretion (0.451), density of stomatal opening (0.017), percentage of stomatal opening (0.006), width of stomatal opening (0.000), rate of CO2 consumptions (0.000) and coefficient of CO2 absorption (0.021) The correlation between treatment to each parameters are start from 0.98 to 1. The average of accumulative energy that has been earned by each position is 11.95% from the total energy that is exposed. The best music which is optimally able to increase the rate of morphological and physiological accretions is classical music (based on mean-test). Meanwhile, the correlation between the music intensity to the overall parameters are close enough (R is greater than or equal to 0.9).

Kata Kunci : Sonic Bloom, Musik, Lactuca sativa L., Stomata, Konsumsi Karbondioksida (CO2)