ANALISIS KOLABORASI ANTAR PEMANGKU KEPENTINGAN PARIWISATA DI GUA KALISUCI MENGIKUTI KONSEP LIMA KARAKTERISTIK KUNCI DALAM PROSES KOLABORASI GRAY

WILMA RAMADANTI, Dr. Wiwik Sushartami, M.A.

2017 | Skripsi | S1 PARIWISATA

Gua Kalisuci merupakan salah satu destinasi wisata di Gunungkidul yang pengelolaannya menerapkan konsep Partisipasi Berbasis Masyarakat (PBM). PBM menekankan pada pembangunan dari masyarakat, oleh masyarakat, dan untuk masyarakat. Salah satu prinsip pengembangan PBM yaitu adanya koordinasi dan kerjasama serta peran yang berimbang antara berbagai unsur pemangku kepentingan termasuk pemerintah, swasta, dan masyarakat. Unsur utama yang dikaji adalah koordinasi dalam bentuk kolaborasi antar pemangku kepentingan, guna mengetahui proses kolaborasi yang sedang terjadi serta ada tidaknya komitmen untuk berkolaborasi antar pemangku kepentingan. Saat ini, kolaborasi antar pemangku kepentingan di Gua Kalisuci belum terjalin secara maksimal. Penyebabnya adalah konflik yang terjadi karena renovasi bendungan yang ada di destinasi wisata tersebut. Berdasarkan Lima Karakteristik Kunci dalam Proses Kolaborasi Gray (1989:11), proses kolaborasi yang maksimal seharusnya memenuhi lima karakteristik kunci: pemangku kepentingan yang saling bergantung, solusi akan muncul dengan menerima perbedaan secara konstruktif, keputusan dibuat berdasarkan persetujuan bersama, pemangku kepentingan bertanggung jawab dalam proses pengembangan suatu wilayah, dan kolaborasi merupakan proses yang akan terus muncul. Dengan metode pendekatan kualitatif, diketahui bahwa kolaborasi di Gua Kalisuci hanya dilakukan oleh Pokdarwis Kalisuci, pedagang di Gua Kalisuci, pengelola penginapan, Karang Taruna Jetis Wetan, dan Kelompok Kesenian Pacarejo. Sementara Pemerintah Desa Pacarejo, investor bendungan, petani, dan operator bendungan tidak melakukan kolaborasi sama sekali. Dengan demikian diperoleh kesimpulan kolaborasi yang berjalan belum maksimal serta tidak semua pemangku kepentingan berkomitmen untuk melakukan kolaborasi. Salah satu upaya untuk memecahkan masalah/konflik tersebut adalah dengan mengadakan Focus Group Discussion yang menghadirkan seluruh pemangku kepentingan terkait, diharapkan masing-masing pemangku kepentingan dapat menurunkan egonya sehingga kepentingan semua pihak dapat tercapai.

Kalisuci Cave is a tourist destination in Gunungkidul. This tourism destination applies the concept of Community Based Tourism (CBT); a concept that emphasizes a development from a community, by a community, and for a community. One of the CBT’s developing principle is the existence of coordination, cooperation, and balanced role among many stakeholders including government, private sector, and community. In order to find out the ongoing process of the collaboration and the commitment among the stakeholders to collaborate, the main element studied in this paper is the coordination in the form of collaboration among stakeholders. Currently, the collaboration among the stakeholders in Kalisuci Cave has not been fully established as a result of a conflict when the dam, in the tourist destination, is renovated. Based on Gray’s Five Key Characteristics of Collaboration Process (1989: 11), maximum collaboration process should meet five key characteristics: the stakeholders are interdependent, solutions emerge by dealing constructively with differences, joint ownership of decisions is involved, stakeholders assume collective responsibility for the future direction of the domain, and collaboration is an emergent process. Using the qualitative approach, it can be seen that collaboration in Kalisuci Cave is not running well because it is only performed by Pokdarwis Kalisuci, traders in Kalisuci Cave, lodging manager, Karang Taruna Jetis Wetan, and Pacarejo Arts Group. On the other side, the Pacarejo Village Government, the dam investor and operators, and the farmers do not make any collaboration. Thus, it can be concluded that the collaboration is not maximized. It is supported by the fact that not all of the stakeholders have a commitment to make a collaboration. One of many solutions to solve that problem is by organizing a Focus Group Discussion that will be expected to bring all related stakeholders in one table, deal with their differences and selfishness, then reach a mutual interest as the conclusion.

Kata Kunci : pariwisata berbasis masyarakat, kolaborasi, pemangku kepentingan, Gua Kalisuci / community based tourism, collaboration, stakeholders, Kalisuci Cave