Laporkan Masalah

Revitalisasi Kawasan Terminal Tamansari Salatiga dengan Konsep Livable City dan Transit Oriented Development (TOD)

DUHITA ALMIRA RAISSAWASTU, Deva Fosterharoldas S., S.T, M.Sc., Ph.D

2017 | Skripsi | S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Terminal Tamansari Salatiga sempat digadang-gadang menjadi terminal terindah se-Asia Tenggara pada tahun 1940-an. Hal tersebut sungguh berbeda dengan kondisi eksisting di mana Terminal Tamansari dan kawasan sekitarnya terlihat sangat semrawut. Kapasitas terminal yang tidak mewadahi menimbulkan munculnya terminal bayangan pada kawasan pusat kota yang mengganggu kelancaran sirkulasi, mobilisasi, menghambat akses, serta merusak kualitas visual kota. Penggunaan ruang yang tidak optimal, pembagian ruang jalan yang kurang baik, dan parkir yang tidak tertata juga menjadi permasalahan pada kawasan perencanaan. Untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut, diperlukan adanya revitalisasi sebagai upaya mengembalikan dan meningkatkan vitalitas Terminal Tamansari dan kawasan pusat Kota Salatiga. Analisis kondisi eksisting dilakukan dengan metode gap analysis berdasarkan tolok ukur hasil elaborasi teori keruangan, livable city, Transit Oriented Development (TOD), dan lesson learned dari 3 preseden. Hasil analisis kemudian direncanakan dengan menggunakan konsep integrated, mix, dan active space. Perencanaan ini menawarkan 2 alternatif rencana yang berfokus pada lokasi terminal, tempat parkir, dan PKL tenda. Pemilihan alternatif rencana dilakukan dengan menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP). Hasil perencanaan ini berupa masterplan kawasan makro-meso dan meso-mikro, visualisasi detail kawasan meso-mikro dalam bentuk 2 dimensi dan 3 dimensi, pentahapan perencanaan, serta estimasi biaya implementasi rencana.

In the 1940s, Terminal Tamansari Salatiga were claimed to be the most beautiful terminal in Southeast Asia. This condition is very different compared to the existing in which Terminal Tamansari and its surrounding looks very chaotic. Terminal capacity that can't accommodate the number of angkota emerges shadow terminal in the central area of the city that distrurbs the city's circulation, mobilization, access, and visual quality. Unoptimal use of space, poorly shared streetspace, and unmanaged parking are also becoming issues in the planning area. It needs revitalization to solve the problems, as an effort to restore and improve the vitality of Terminal Tamansari and the central area of Salatiga. Existing condition analysis is done by gap analysis method based on benchmark of elaboration result of spatial theory, livable city, Transit Oriented Development (TOD), and lesson learned from 3 precedents. The analysis results are then planned using integrated, mix, and active space concepts. This plan offers 2 alternative plans that focus on the locations of terminal, parking lots, and street vendors. Chosen alternative plan is considered using Analytic Hierarchy Process (AHP) method. The result of this planning is a masterplan of macro-meso and meso-micro area, some detailed visualization of meso-micro area in 2 and 3 dimensions, planning phasing, and estimated cost of plan implementation.

Kata Kunci : Revitalisasi Kawasan Terminal, Transit Oriented Development, Livable City / Revitalization of Terminal Area, Transit Oriented Development, Livable City

  1. S1-2017-346826-abstract.pdf  
  2. S1-2017-346826-bibliography.pdf  
  3. S1-2017-346826-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2017-346826-title.pdf