EUTHANASIA DALAM PERSPEKTIF EKSISTENSIALISME FRIEDRICH WILHELM NIETZSCHE
DES ANDREW P H, Dr. Ahmad Zubaidi, M.Si.
2017 | Skripsi | S1 ILMU FILSAFATKematian merupakan bagian akhir dalam kehidupan duniawi manusia yang diyakini sebagai kuasa Tuhan yang telah ditentukan. Namun, kemajuan di bidang medis memungkinkan manusia yang mengalami sakit parah atau kondisi kritis untuk mempercepat kematiannya. Euthanasia menyangkut permasalahan eksistensi manusia sebagai individu yang bebas. Eksistensialisme merupakan filsafat yang memandang cara manusia berada di dunia. Euthanasia menjadi pokok bahasan eksistensialisme, kematian manusia dengan cara yang baik, meniadakan eksistensi manusia di dunia melalui sebuah cara yang telah ditentukan. Sebagaimana dalam pemikiran eksistensialisme Nietzsche, manusia harus memiliki kehendak untuk berkuasa, ia menekankan manusia untuk memiliki kekuasaan dalam mengambil keputusan karena itu berkaitan dengan eksistensi dirinya sebagai manusia. Dalam penelitian kali ini, peneliti menggunakan metode penelitian studi pustaka dengan beberapa tahapan mulai dari inventarisasi data, klasifikasi, analisis, dan penyusunan laporan hasil. Pada bagian analisis, peneliti ini menggunakan unsur metodis filosofis untuk melakukan analisis khususnya salah satu cabang filsafat yaitu eksistensialisme. Unsur metodisnya antara lain meliputi intepretasi, deskriptif, koherensi, dan heuristik. Keadaan dunia yang terjebak dalam kondisi nihilisme mengakibatkan manusia harus melakukan pembalikan nilai-nilai untuk menuju Ubermensch. Pasien menginginkan euthanasia supaya dapat terbebas dari penderitaan dunia dan dapat mati dengan tenang menuju surga dengan modal kebaikannya selama hidup. Hal ini jelas bertentangan dengan ajaran eksistensialisme Nietzsche bahwa manusia harus mengesampingkan pandangannya tentang hal-hal yang bersifat illahi beserta jaminan kehidupan setelah mati. Pasien harus menyadari hakikatnya sebagai manusia yang bereksistensi dan menghadapi realitas di dunia dengan semangat vitalisme, optimisme pada hidup, sehingga manusia akan lebih mencintai hidupnya secara mutlak dan tidak begitu saja menyerah dalam suatu penderitaan.
The death is the final part of the human life which is believed to be the predetermined power of God. However, advances in the medical field allow humans who experience severe pain or critical conditions to speed up his death. Euthanasia concerns the problem of human existence as a free individual. Existentialism is a philosophy that views the way humans are in the world. Euthanasia is the subject of existentialism, human death in a good way, eliminating human existence in the world through a predetermined way. As in Nietzsche's existentialist thinking, man must have the will to rule, he emphasizes man to have power in making decisions because it relates to his existence as a human being. In this research, researchers use research method of literature study with several stages starting from inventory of data, classification, analysis, and compilation of result report. In the analysis section, this researcher uses philosophical methodical elements to perform analysis especially one branch of philosophy that is existentialism. Its methodical elements include interpretation, descriptive, coherence, and heuristics. The state of the world trapped in the state of nihilism resulted in humans having to make a reversal of values to go to Ubermensch. The patient wants euthanasia to be free from the suffering of the world and can die peacefully to heaven with the capital of his good for life. This is clearly contrary to Nietzsche's teaching of existentialism that man must set aside his view of the divine as well as the assurance of life after death. Patients must be aware of the essence of human existence and face reality in the world with the spirit of vitalism, optimism in life, so that people will love their lives more absolutely and not just give up in a suffering.
Kata Kunci : Eksistensialisme, Euthanasia, Nihilisme, Ubermensch, Vitalisme