Laporkan Masalah

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, BELANJA MODAL, DAN INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI (IKK) TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DI KABUPATEN/ KOTA PROVINSI PAPUA TAHUN 2011-2015

AZIZUL HAKIM, Dra. Ike Yuli Andjani, M. Si

2017 | Tugas Akhir | D3 EKONOMIKA TERAPAN SV

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indeks yang disusun sebagai indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup masyarakat atau penduduk di suatu negara atau daerah berdasarkan tiga elemen penting dalam kehidupan masyarakat yaitu pendapatan, kesehatan, dan pendidikan. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor diantaramya yaitu alokasi belanja modal, pertumbuhan ekonomi, dan kemahalan konstruksi. Provinsi Papua merupakan provinsi dengan kualitas pembangunan manusia paling rendah dibandingkan provinsi lainnya. Pada tahun 2015 IPM papua masih berada pada angka dibawah 60. Rendahnya kualitas pembangunan manusia di Provinsi Papua tidak lepas dari kualitas pembangunan manusia kabupaten/kota di dalamnya yang merupakan komponen pembentuk dari angka tersebut. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis peningkatan IPM, pertumbuhan ekonomi, alokasi belanja modal, dan tingkat kemahalan konstruksi kabupaten/kota di Provinsi Papua tahun 2010-2015, serta mengestimasi pengaruh pertumbuhan ekonomi, alokasi belanja modal, dan tingkat kemahalan konstruksi terhadap Indeks Pambangunan Manusia (IPM) kabupaten/kota di Provinsi Papua tahun 2010-2015. Alat analisis yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan analisis regresi data panel yaitu data time series dari tahun 2011-2015 dan data cross section dari 10 (sepuluh) Kabupaten/ Kota di Provinsi Papua. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembangunan manusia Papua terus mengalami kemajuan selama periode 2010 hingga 2015 IPM Papua meningkat dari 54,45 pada tahun 2010 menjadi sebesar 57,25 di tahun 2015. Kabupaten Nduga merupakan kabupaten dengan IPM terendah di Papua hanya sebesar 25,47, sedangkan menempati posisi teratas adalah Kota Jayapura dengan capaian IPM sebesar 78,56. Rata- rata tertinggi belanja modal selama periode 2010-2015 yang tertinggi terdapat pada Kabupaten Merauke sebesar Rp45,433,253,567 sedangkan yang terendah terdapat pada Kabupaten Biak Numfor sebesar Rp11,947,054,367. Pertumbuhan ekonomi yang diproksikan oleh PDRB Harga Konstan tertinggi mencapai 54,809 Trilyun Rupiah dicapai oleh Kabupaten Mimika, terendah sebesar 456,8 Milyar Rupiah dicapai oleh Kabupaten Yalimo. Pada tahun 2015 Indeks Kemahalan Konstruksi tertinggi terdapat pada Kabupaten Puncak sebesar 449,72 sedangkan yang terendah terdapat pada Kabupaten Jayapura sebesar 131,25.Hasil perhitungan regresi menunjukkan bahwa secara Bersama-sama atau simultan alokasi belanja modal, pertumbuhan ekonomi, dan IKK memiliki pengaruh secara signifikan terhadap IPM kabupaten/kota di Provinsi Papua tahun 2011-2015. Sedangkan secara parsial hanya variabel IKK yang memiliki pengaruh signifikan terhadap IPM, alokasi belanja modal dan pertumbuhan ekonomi pengaruhnya tidak signifikan.

The Human Development Index (HDI) is an index that is structured as an important indicator to measure success in an effort to build the quality of life of a community or population in a country or region based on three important elements in people's lives, namely income, health and education. This is influenced by many factors including capital expenditure allocation, growth, and costliness of construction. Papua Province is the province with the lowest human development quality compared to other provinces. In 2015 HDI papua still in the figure below 60. The low quality of human development in the province of Papua can not be separated from the quality of human development districts / cities in it which is a forming component of the figure. The objectives of this study were to analyze the improvement of HDI, economic growth, capital expenditure allocation, and the level of cost of district / city construction in Papua Province 2010-2015, and to estimate the effect of economic growth, capital expenditure allocation, and construction cost level on Human Development Index (HDI) of districts / municipalities in Papua Province in 2010-2015. The analytical tool used is descriptive statistical analysis and panel data regression analysis or time series data from 2011-2015 and cross section data from 10 (ten) districts / cities in Papua Province. The results of this study indicate that human development of Papua continues to progress during the period 2010 to 2015 HDI Papua increased from 54.45 in 2010 to 57.25 in 2015. Nduga District is the district with the lowest HDI in Papua only 25.47, While occupying the top position is the city of Jayapura with the achievement of HDI is 78.56. The highest average capital expenditure during the period 2010-2015 was found in Merauke Regency amounting to Rp45,433,253,567 while the lowest was in Biak Numfor regency Rp11,947,054,367. Economic growth proxied by GDP of the highest Constant Price reached 54.809 Trillion Rupiah reached by Mimika Regency, the lowest amount of 456.8 Billion Rupiah reached by Yalimo Regency. In 2015, the highest Construction Cost Index is in Puncak Regency of 449.72 while the lowest is in Jayapura Regency of 131.25.The results of regression calculations indicate that Together or simultaneous allocation of capital expenditure, economic growth, and CCI have a significant influence on HDI district / city in Papua Province in 2011-2015. While partially only CCI variables that have a significant influence on HDI, allocation of capital expenditure and economic growth its influence is not significant.

Kata Kunci : IPM, Belanja Modal, Pertumbuhan Ekonomi, IKK

  1. D3-2017-362177-abstract.pdf  
  2. D3-2017-362177-bibliography.pdf  
  3. D3-2017-362177-tableofcontent.pdf  
  4. D3-2017-362177-title.pdf