SYAIR TANPO WATON DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN PERENIALISME
AHMAD YANI FATHUR R, Dr. Rr. Siti Murtiningsih, S. S., M. Hum
2017 | Skripsi | S1 ILMU FILSAFATIntisari Penelitian ini berjudul Syair Tanpo Waton dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Perenialisme. Filsafat Pendidikan Perenialisme berorientasi pada penanaman nilai yang diwarisi dari generasi sebelumnya. Nilai yang diwarisi bersifat abadi, agung dan sangat berguna untuk Individu dalam menjalani kehidupannya sebagai makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Salah satu nilai tersebut terdapat dalam syair Tanpo Waton, sebuah karya sastra berbentuk syair yang memuat nilai-nilai keagungan dan keabadian seperti: memahami tugas manusia di dunia dan mencintai sesama manusia. Melalui syair Tanpo Waton diharapkan pendidikan dapat kembali pada nilai-nilai keagungannya. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan mengenai syair Tanpo Waton. Analisis penelitian ini menggunakan pendekatan hermeneutika filosofis dengan dua tahapan; tahap pertama pengumpulan data, tahap kedua analisis hasil dengan unsur-unsur metodis meliputi deskripsi, interpretasi, koherensi intern, holistika, kesinambungan historis, dan refleksi filosofis. Hasil yang dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) syair Tanpo Waton merupakan Syair berbahasa Jawa yang terdiri dari 13 bait dan dibuka dengan dua bait berbahasa Arab; (2) syair Tanpa Waton berlandasan ontologi pada realitas yang akan dihadapi siswa, landasan epistemologi pada kepastian dan ketentuan Allah, dan landasan aksiologis pada menjadikan manusia menjadi orang soleh yang meniru kepribadian Nabi Muhammad SAW yang rahmatan lil alamin. (3) Konsep pendidikan syair Tanpo Waton mempunyai objek sasaran yaitu Pendidik yang berpengalaman untuk mengubah yang idealis menjadi kenyataan. Subjek didik ialah siapa saja yang akalnya masih bodoh dan hatinya masih kotor. Belajar dilakukan dengan berlatih, mendisiplinkan diri untuk mengubah sikap hidup. Kurikulum pendidikan sekolah dasar dan menengah fokus pada penanaman nilai dari Al-Quran dan kepribadian Rasul SAW untuk bekal kehidupan sedangkan untuk perguruan tinggi fokus pada pengembangan kebijaksanaan yang menjadikan manusia rahmatan lil alamin. Metode pendidikan mengarah disiplin mental, rasionalitas dan prilaku Nabi Muhammad seperti riyadhoh, tirakat, zikir, dan suluk.
Abstract This research entitled Poet Tanpo Waton in Perspective of Philosophy of Perennialism Education. The philosophy of Perennialism Education is oriented towards the cultivation of values inherited from previous generations. The inherited value is eternal, great and very useful for the individual in living his life as an individual being as well as a social being. One such value is found in the poem Tanpo Waton, a poetry-shaped literary work that contains the values of greatness and immortality such as: understanding the duties of man in the world and loving his fellow human beings. Through Tanpo Waton's poem it is expected that education can return to the values of its greatness. This study is a library research about Tanpo Waton poem. Philosophical hermeneutics approach is used in this study with two stages: The first stage of data collection, the second stage of results analysis with methodical elements includes descriptions, interpretations, internal coherence, holistic, historical continuity, and philosophical reflection. The results achieved in this research are as follows: (1) Tanpo Waton poem is a Javanese verse consisting of 13 verses and opened with two Arabic verses; (2) No Waton's poetry is based on the ontology of students’s reality, the epistemological foundation of God's certainty and provision, and the axiological foundation on making human beings the sole person who imitates the personality of Prophet Muhammad SAW who is rahmatan lil alamin. (3) The concept of poetry education Tanpo Waton has a target object that is an experienced educator to turn the idealist into reality. Subject students are anyone whose mind is still stupid and his heart is still dirty. Learn to do with practice, discipline yourself to change attitudes of life. The curriculum of primary and secondary education focuses on planting the value of the Qur'an and the personality of Rasul SAW for the provision of life while for the college it focuses on the development of wisdom that makes man rahmatan lil alamin. The method of education leads to mental discipline, rationality and behavior of the Prophet Muhammad such as riyadhoh, tirakat, dhikr, and suluk.
Kata Kunci : Pendidikan, Orang Soleh, Kebijaksanaan