KESEJAHTERAAN SOSIAL PEKERJA PEREMPUAN PADA INDUSTRI BATIK DI KECAMATAN TALUN DALAM KONTEKS PUTTING OUT SYSTEM

ASTI KATRINA ALFIANI, Wahyu Kustiningsih, M.A.

2017 | Skripsi | S1 SOSIOLOGI

Putting out system merupakan simbol dari evolusi teknik produksi industri manufaktur kontemporer. Sistem ini, ditandai dengan munculnya pekerja rumahan sebagai alternatif pemasok produk oleh pengusaha. Sistem kerja pekerja rumahan dianggap memberikan keuntungan seperti efisiensi tempat dan tidak perlunya biaya yang dikeluarkan untuk keperluan tunjangan kerja. Selain itu, pekerja rumahan juga memiliki tingkat kesejahteraan sosial yang cenderung rendah karena ketiadaan undang-undang yang mengatur dan melindungi hak mereka. Akan tetapi, hal tersebut berbeda pada studi perempuan pekerja rumahan di Kecamatan Talun Kabupaten Pekalongan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei. Penelitian ini juga menggunakan instrumen kesejahteraan subjektif dari IFLS dalam mengukur tingkat kesejahteraan sosial. Analisa data penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif dan inferensial. Berdasarkan hasil analisis, sebanyak 51 persen dari 150 perempuan pekerja rumahan memiliki tingkat kesejahteraan sosial yang cenderung tinggi karena terpenuhinya kebutuhan dasar seperti kebutuhan pangan, pendidikan, perawatan kesehatan dan kesejahteraan subjektif perempuan pekerja yang cenderung tinggi.

Putting out system is a symbol of production technique evolution in contemporer manufacture industry. This system in liberal economy is marked the emerge of houseworkers as alternative of product supplier for industrialist. The work system of houseworkers is considered to give profits such as space efficiency and the needlessness to spend the money for performance allowances. Other than that, houseworkers to have low rate of subjevtive well-being for the absence of law that governs and protect their rights. However, the rate of subjective well-being is proved different in the study of woman houseworkers in Kecamatan Talun, Pekalongan Regency. The research applies quantitative approach with survei method. This research also uses subyective well-being instrument from IFLS to measure social welfare. This research applies statistic descriptive and inferensial to analyze the data. Based on the analyze, 51 percent of 150 woman workers tend have high rate of social welfare because they can filling that basic necessary, such as food necessary, education, health care and subjective well-being which tend have high rate too.

Kata Kunci : Putting out system, perempuan pekerja, kesejahteraan sosial, kesejahteraan subjektif