Laporkan Masalah

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN RESILIENCE PADA PENYALAH GUNA NAPZA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PITA PUJI LESTARI, Dr. dr. Carla R. Marchira, Sp. KJ(K) ; Sri Warsini, S.Kep., Ns., M.Kes., Ph.D

2017 | Skripsi | S1 ILMU KEPERAWATAN

Latar Belakang: Masalah penyalahgunaan narkoba memerlukan upaya penanggulangan yang komprehensif karena merupakan masalah yang kompleks. Sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia bahwa seseorang yang menyalahgunakan narkotika dapat dikenakan pidana. Saat menjalani proses hukuman di lapas, narapidana dapat mengalami stress, gelisah, tertekan. Mereka pun merasa tidak yakin dapat melepas kecanduannya setelah bebas nanti, atau dapat disimpulkan mereka memiliki efikasi diri yang rendah. Padahal, efikasi diri merupakan salah satu faktor resilience yaitu kemampuan untuk bangkit dari masalah atau lepas dari masalah narkoba. Tujuan Penelitian: untuk mengetahui hubungan antara efikasi diri dengan resilience pada penyalah guna NAPZA di Lembaga Pemasyarakatan Yogyakarta. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan cross-sectional. Partisipan penelitian ini adalah penyalah guna NAPZA di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berjumlah 80 orang. Penelitian ini menggunakan General Self Efficacy Scale dan kuesioner Resilience oleh Pertiwi (2011) yang dimodifikasi oleh Dewi (2015). Analisis univariate dan bivariate dengan uji Pearson dilakukan dalam penelitian ini. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan hampir semua responden memiliki efikasi tinggi, hanya ada 2 narapidana yang memiliki efikasi diri yang rendah. Mayoritas responden (58,8%) mempunyai tingkat resilience yang rendah. Dari hasil uji korelasi Pearson didapatkan (r) sebesar 0,631 (p= 0,000) yang menunjukkan kekuatan korelasi kuat dengan arah korelasi positif. Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara resilience dengan efikasi diri pada penyalah guna NAPZA di Lembaga Pemasyarakatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Background: Comprehensive solution is a mandatory in against illegal drugs using eversince it is a complicated problem nowadays. Based on Law of The Republic of Indonesia, illegal drug users will be sentenced. After a person is convicted, they face a jail or prison sentence based on a law, they usually face a term where they will get stressed, under pressure, and agitated. They also feel doubtful whether they are able to stop getting addicted or not, right after finishing sentence, or it can be concluded they have low self-efficacy. Moreover, selfefficacy is one of resilience factors such as having capability to rise from their problems or rehabilitate from drug addict. Objectives: To determine the correlation between self-efficacy and resilience towards illegal drugs users in state prison Daerah Istimewa Yogyakarta. Methods: The research was quantitative research by using cross-sectional model. The samples were 80 prisoners who were sentenced as drug users in state prison Daerah Istimewa Yogyakarta. The research used General Self Efficacy Scale and Resilience questioner by Pratiwi (2011) and improved by Dewi (2015). Univariate and bivariate by Pearson Test were used to anaylize the research. Results: Based on the research, most of respondent/ samples were having high scale of self-efficacy, only 2 samples or prisoners were having low scale of self efficacy. There were 58,8% having low resilience. Based on correlation test using Pearson test, it was 0,631 (p=0,000), which showed the strength correlation toward positive correlation. Conclusion: There is significantly correlation between resilience and self-efficacy toward illegal drug users in state prison Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kata Kunci : self-efficacy, drugs, resilience, state prison, illegal drugs

  1. S1-2017-346388-abstract.pdf  
  2. S1-2017-346388-bibliography.pdf  
  3. S1-2017-346388-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2017-346388-title.pdf