Design School of Yogyakarta dengan Pendekatan Teori Dekonstruksi
PRAMASHELLA NOOR S, Labdo Pranowo, S.T., M.Sc.
2017 | Skripsi | S1 ARSITEKTURYogyakarta, kota dengan julukan Kota Seni dan Kota Kreatif di Indonesia, merupakan kota yang memiliki potensi tinggi di bidang industri kreatif. Bidang indusri kreatif pun dinilai sebagai salah satu penggerak perekonomian bangsa saat ini. Salah satu sektor industri kreatif yang saat ini sedang banyak dibutuhkan adalah sektor desain. Desain sebagai salah satu pemegang peran penting terciptanya sebuah produk/karya, secara langsung mendukung ekonomi kreatif karena karya/produk yang terdesain atau dengan desain yang lebih menarik, suatu karya atau produk akan memiliki nilai jual lebih tinggi. Kurangnya jumlah desainer profesional yang berkualitas, dan jumlah tenaga kerja di sektor desain dibandingkan dengan pekerja-pekerja di sektor lain, menyebabkan dibutuhkan wadah pendidikan yang berkualitas. Terciptanya sekolah desain yang berkualitas dan bertaraf internasional diharapkan mampu menghasilkan lulusan-lulusan yang mampu bersaing hingga bahkan di dunia global untuk memajukan nama Indonesia. Perancangan sekolah desain tidak terlepas dari sisi bangunan dan seluruh aspeknya. Organisasi ruang, detail arsitekur, teknologi bangunan, suasana ruang, dan aspek-aspek lain turut terlibat dalam terciptanya proses pembelajaran yang baik, unik dan kondusif serta turut membantu pengembangan kreativitas para mahasiswa. Dalam usaha untuk mencapai tujuan tersebut, perancangan Design School of Yogyakarta menggunakan teori dekonstruksi sebagai pendekatannya. Sehingga pada akhirnya, pendekatan dekonstruksi akan sesuai dengan tujuan sekolah untuk merombak kemapanan dan kebakuan, serta mendorong para mahasiswa terus mencari hal-hal yang baru dan membentuk kader-kader yang kritis dan kreatif.
Yogyakarta, a city renowned as an Art City and Creative City in Indonesia, well known for the high potential in creative industry field. This sector valued as one of economic growth booster of the nation.Within its subsectors, design is recently one that the nation needed the most. Design is one of the key roles for creating a product , directly supports creative economy because the work/product that well-designed or the attractive ones would certainly have a higher sell value. The lack of professional designer that have a certain quality and lack of labors in design sector compared to the other sectors, cause the necessity of high qualified schools. School which have qualities and international standard hoped to create graduates who can compete globally and advancing the name of Indonesia. Designing school design can't be separated from the building itself and its entire aspects. Room organization, architecture detail, building technology, room ambience, and the other aspects are involved in the learning process which fine, unique, and conducive, also help the students to develop their creativity. In the order to achieve thus goal, Design School of Yogyakarta use Deconstruction Theory as an approach. Therefore, deconstruction approach will match with the school's goals to tear down the order and the standard, also push the students for always seeking for new things and create critical and creative human resources.
Kata Kunci : Yogyakarta, design, school, creative, architecture, deconstruction