Sekolah Kriya Kulit di Magetan dengan Pendekatan Fleksibilitas Ruang
ANDITA CAHYANINGTYAS, Ardhya Nareswari, ST., MT., Ph.D.,
2017 | Skripsi | S1 ARSITEKTURMagetan sebagai salah satu pemasok kulit samakan terbesar di Indonesia memiliki potensi besar akan kemajuan industri kulit. Seperti halnya daerah lain dengan potensi sama yaitu Yogyakarta serta Bandung, Magetan memiliki kekurangan dalam bidang penyediaan sarana pendidikan terkait potensi tersebut berupa sekolah kerajinan kulit. Kegiatan belajar membuat kerajinan kriya kulit terdiri atas berbagai tahapan serta peralatan. Dalam pelaksanaannya, kegiatan belajar tidak dapat dilakukan secara terspisah-pisah, hal tersebut menjadi alasan penyediaan ruang multifungsi sebagai saranan belajar kegiatan kriya kulit. Untuk mencapai sebuah ruang yang mampu mewadahi berbagai kegiatan sekaligus, perencaan sekolah kriya kulit menerapkan konsep fleksibilitas yang terbagi ke dalam 3 prinsip utama yaitu ekspansibilitas, konvertibilitas dan versatilitas. Pada sekolah kriya kulit ketiga prinsip tersbut coba diterapkan pada beberapa ruang yang sesuai dengan kegiatan, pelaku dan kebutuhan. Prinsip ekspansibilitas diterapkan sebagai solusi untuk mengatasi pertumbuhan kebutuhan ruang pada ruang kantor, kelas serta pameran, prinsip konvertibilitas sebagai solusi untuk mengatasi keberagaman kebutuhan luasan ruang untuk setiap kegiatan pada ruang workshop serta prinsip versatilitas diterapkan sebagai solusi untuk kebutuhan akan ruang multifungsi pada area perpustakaan serta taman baca outdoor.
Magetan as one of the biggest suppliers of tanned leather in Indonesia has great potentials towards the development of tanned leather industry. However, as other cities of similar potentials such as Yogyakarta and Bandung, there is a lack of educational facility to preserve Magetan’s potential, in the form of leather art school. Leather craft learning consists of several stages which need several equipment. In practice, the learning process cannot be separated from one stage and another, which requires multifunctional space to accommodate the learning process. To achieve multifunctional space properly, the design and planning of leather craft school implements the concept of flexibility, divided into three main principles of expansibility, convertibility, and versatility. Those principles are implemented in accordance to the activity, users, and respective needs. The expansibility principle is used as a solution of the growing needs at office area, classrooms, and exhibition area. Convertibility principle is used as a solution to the various needs of space to support various activities in workshop area, while versatility principle is used to address the needs of multifunctional space at the indoor and outdoor library.
Kata Kunci : Sekolah Kriya Kulit, Fleksibilitas ruang, Konvertibilitas, Ekspansibilitas, Versatilitas