Laporkan Masalah

Christian Cultural Centre Dengan Pendekatan Inklusif Di Yogyakarta

KEVIN OSCAR S, Alexander Rani Suryandono, ST. M.Arch.

2017 | Skripsi | S1 ARSITEKTUR

Pengertian Gereja yang sesungguhnya bukanlah suatu bangunan secara fisik sebagaimana interpertasi kebanyakan orang secara umum sekarang. Gereja pada awalnya merupakan sebuah komunitas, tempat berkumpul sekelompok orang yang memiliki iman yang sama, dan menjalankan ritual ibadah sebagai bentuk sebuah komunikasi kepada Yang Maha Kuasa. Dalam perkembangannya gereja berubah arti menjadi sebuah tempat dimana manusia mengekspresikan hubungannya dengan Yang Maha Kuasa dengan menjalankan ritual ibadah sesuai dengan liturgi. Gereja menjadi sebuah tempat yang sakral bagi manusia, dianggap suci, karena dipercaya tempat hadirnya hadirat Tuhan ketika liturgi ibadah dijalankan. Berbagai ornamen, furniture, dan lambang-lambang gereja memiliki makna yang menggambarkan kesucian, kehormatan, dan kemuliaan-Nya. Kesan tempat ibadah yang sakral dan suci membuat seakan gereja menjadi tempat yang eksklusif, tempat untuk kalangan iman tertentu, tempat khusus orang-orang yang religius, dan golongan tertentu. Pemahaman ini yang menjadi ide dalam penulisan karya tulis ini, mengangkat isu eksklusifitas dalam gereja, dan berusaha membawa tema inklusif yang berlawanan. Gereja dengan pendekatan inklusif akan berusaha menjawab isu dalam berbagai konteks sosial di Indonesia yang memiliki latar belakang beragam kepercayaan. Kawasan gereja yang terbuka dengan menambahkan elemen edukasi nilai-nilai nasrani berupa galeri, dan interaksi sosial dengan ruang publik. Kawasan gereja, galeri, dan ruang publik akan menjadi sebuah ikon kawasan religi yang inklusif, sebuah fasilitas untuk masyarakat minoritas ditengah masyarakat mayoritas. Penulisan karya tulis Christian Cultural Centre merupakan sebuah kontradiksi, membahas dua pandangan yang berbeda, yaitu gereja sebagai tempat ibadah memiliki kesan yang khusus dengan berbagai aturan, makna dan arti yang suci yang membentuk kesan eksklusif pada gereja, tapi pada Christian Cultural Centre desain gereja dibuat terbuka, bisa mewadahi berbagai aktivitas umum(sekuler) yang membuat gereja menjadi lebih transparan, sehingga pengguna bukan hanya dari kalangan golongan nasrani yang menjalankan ritual ibadah, namun bisa digunakan oleh berbagai kalangan dengan latar belakang berbeda. Konsep ini didasari dan ajaran "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Konsep ini didasari dari ajaran Lukas 10:27 , gereja bukan hanya berkomunikasi satu arah secara vertikal pada Yang Maha Kuasa namun juga secara horizontal kepada sesama manusia.

The true definition about church is not physically as a building like most people generally interpreted nowdays. At first, church is a community, a group of people who have the same faith in Christ that gather and worship together toward God. Nowdays, the definition about church is change to become a place physically as a building, where a Christian people gather and worship due to liturgy. Church become a sacred place for human, considere as a holy space, because people believe it is a place where there is a present of God when people worship and various ornaments, furniture, and symbols in church has meaning that represent sanctity, dignity, and glory of God. This impression make the church become an exclusive place that just serve and used for Christian. The idea of this essay is make a contraditction concept for the church that has an exclusive impression become more inclusive. The church with an inclusive concept try respond issues due to social context and religion diversity. The church concept to become more inclusive will has a gallery to provide education sector, and public space for social interaction. The church, gallery, and public space will become iconic for religious harmony. Christian Cultural Centre with inclusive approach is a contradiction, about two different perspective, church that normally has an exclusive impression with all regulation, and restriction, but in Christian Cultural Centre the church designed more extrovert which is accommodate a lot of secular activity so the church become more inclusive. The inclusive concept will bring more variant user, because the church will not serve just a Christian people, but all off people with different background in culture and faith. This Concept based on Christian teachings about how relation with God and fellow human beings from Luke 10 : 27 He answered, Love the Lord your God with all your heart and with all your soul and with all your strength and with all your mind ; and, Love your neighbor as yourself.

Kata Kunci : Eksklusif, Inklusif, Kontradiksi, Kawasan Religi/ Exclusive, Inclusive, Contradiction, Religious Harmony

  1. S1-2017-348720-abstract.pdf  
  2. S1-2017-348720-bibliography.pdf  
  3. S1-2017-348720-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2017-348720-title.pdf