Laporkan Masalah

Rumah Singgah sebagai Pusat Pendidikan Karakter Anak Jalanan dengan Penekanan Ruang Sosial Adaptif di Yogyakarta

ACINTYA HAPSARI, Diananta Pramitasari,ST,M.Eng,Ph.D.

2017 | Skripsi | S1 ARSITEKTUR

Anak jalanan merupakan fenomena masyarakat marginal yang tidak dapat terpisahkan dari wajah kota-kota besar. Di Yogyakarta jumlah anak jalanan dari tahun ke tahun tidak mengalami penurunan yang signifikan, walaupun pemerintah telah banyak melakukan berbagai program sebagai upaya pengentasan, baik melalui perda maupun Rumah Singgah. Rumah Singgah merupakan tempat tinggal sementara bagi anak jalanan yang bersifat non-formal, juga merupakan pusat pembelajaran, pengembangan ilmu, keterampilan, serta karakter sebagai upaya resosialisasi anak jalanan dengan masyarakat. Namun faktanya di Yogyakarta, banyak anak yang lebih memilih hidup di jalanan ketimbang di Rumah Singgah. Tujuan dari penyusunan Pra Tugas Akhir ini adalah menganalisis permasalahan yang ada serta menawarkan konsep perancangan Rumah Singgah yang adaptif dan tepat guna bagi anak jalanan. Metode penyusunan Pra Tugas akhir ini menggunakan studi pustaka, studi kasus, serta observasi dan analisis secara langsung. Hasil dari penyusunan Pra Tugas Akhir ini adalah konsep perancangan Rumah Singgah sebagai Pusat Pendidikan Karakter Anak Jalanan dengan Penekanan Ruang Sosial Adaptif di Yogyakarta. Hasil observasi terhadap beberapa Rumah Singgah di Yogyakarta menunjukkan bahwa Rumah Singgah kebanyakan tidak didesain secara khusus untuk mewadahi fungsinya. Hal ini mengakibatkan sulitnya proses adaptasi anak jalanan. Program-program yang ada kurang bervariasi serta kecenderungan orientasi program yang mengedepankan aspek ekonomi. Kurangnya peran komunitas dalam program pengentasan anak jalanan juga ditunjukkan oleh Rumah Singgah eksisting. Program ini rasanya hanya dijalankan secara sepihak, padahal permasalahan anak jalanan merupakan permasalahan bersama dan tidak dapat diselesaikan semata-mata oleh satu pihak tertentu. Maka, menjadi hal yang wajar ketika anak merasa tidak betah menjadi bagian dari Rumah Singgah, ketika Rumah Singgah tersebut tidak secara adaptif menangani kondisi anak jalanan. Anak seakan dipaksa untuk beradaptasi dengan kehidupan baru, namun Rumah Singgah sendiri tidak ikut berperan dalam proses adaptasi tersebut. Karakter, kebiasaan, kebutuhan, serta minat anak jalanan yang berbeda-beda perlu penanganan yang khusus. Maka perancangan Rumah Singgah akan mewadahinya dengan kegiatan komunal (community-based) yang variatif serta berkala. Sesuai dengan pemikiran bahwa ruang sosial merupakan katalisator proses adaptasi, maka kegiatan dipusatkan pada zonasi publik. Konsep perancangan juga menciptakan ruang yang sesuai dengan upaya pendidikan karakter anak jalanan. Pada Rumah Singgah akan diterapkan tiga tahap perancangan, yaitu recognition, recovery, dan self-actualization sesuai dengan tahap adaptasi anak pada lingkungan baru. Ketiga tahap tersebut diwadahi dalam konsep besar Kampung Kreasi Edukatif. Diharapkan interaksi guyub serta kegiatan produktif yang lekat pada kata kampung akan membantu proses adaptasi dan resosialisasi anak dengan lingkungannya. Edukatif diartikan bahwa perancangan Rumah Singgah secara arsitektural menjadi contoh nyata pembentuk kebiasaan baik bagi anak jalanan.

Street children are common phenomenon of marginal society that can't be separated from big cities. In Yogyakarta, the number of street children from year to year has not decreased significantly although the government has done so many programs as an effort of alleviation through local regulations or shelter. Shelter is not only a temporary residence for street children, but also act as a learning center for knowledge, skills and character building as an effort to reconnect them with society. But the fact is in Yogyakarta, there are many children who prefer to live on the street than in the shelter. The purpose of this thesis is to analyze the existing problems and provide the ideal concept of an adaptive and appropriate shelter design for street children. Data for this thesis were gathered from literature review, case studies, observation, and field analysis. The result of this thesis is a design concept of Street Children's Shelter as Character Building Centre: an Adaptive Social Space in Yogyakarta. The result of case studies on several shelters in Yogyakarta indicates that most shelters are not specifically designed to accommodate their functions so that children are having difficulties to adapt. The existing programs are less varied and the program orientations are tend to put forward the economic aspect. As well as that, the case studies implies that there is lack of community role involved in this street children's alleviation programme. This programme programme feels only run unilateral, whereas the problem of street children is a common problem and can not be solved solely by one particular party. Then it becomes a natural thing when street children feel uncomfortable to be a part of the shelter, when the shelters are lacking their adaptibility to accomodate the condition of street children. The children seem forced to adapt to their new environment in the shelter, but the shelter itself do not participate in their adaptation process. Different characters, habits, needs, and interests of street children obviously need special treatment. So the shelter's design have to accomodated with periodical communal activities (community-based) that varied. Consistent with the idea that social space is the catalyst of the process of adaptation, the activity is centered on a public space. The design concept also creates a space that encourage character building of street children. According to the children's adaptation process in their new environment, there will be three applied stages of this street children's shelter's design, there are recognition, recovery, and self-actualization. Those three process are embodied in "Kampung Kreasi Edukatif" as a main concept. Hopefuly that the close interaction (guyub) and productive activities attached to word "kampung" will encourage children's adaptation process with their environment. Word "edukatif" (educative) means that the architectural design of street children's shelter is expected to be a tangible example of a good character that can be emulated by the children.

Kata Kunci : Rumah Singgah, Anak Jalanan, Pendidikan Karakter, Ruang Sosial Adaptif /Shelter, Street Children, Character Building, Adaptive Social Space

  1. S1-2017-348869-title.pdf