MANAJEMEN PEMELIHARAAN SAPI PERAH POST PARTUS (AWAL LAKTASI) DI UPTD BPBPTDK NGIPIKSARI YOGYAKARTA
MIFTA NUR JAZIMAH, Dr. drh. Joko Prastowo, M.Si
2017 | Tugas Akhir | D3 KESEHATAN HEWAN SVManajemen post partus merupakan faktor penting yang berperan dalam peningkatan produksi sapi perah yang optimal. Tugas Akhir ini bertujuan untuk mengetahui tentang penerapan manajemen sapi post partus di UPTD BPBPTDK, Ngipiksari, Yogyakarta.Materi yang digunakan dalam Tugas Akhir ini diambil selama Praktek Kerja Lapangan dari tanggal 6-17 Februari 2017. Data dikumpulkan dengan cara pengamatan langsung pada dua ekor sapi post partus dan wawancara langsung dengan beberapa pegawai dan tenaga kerja. Data yang ditampilkan di sini antara lain langkah-langkah dalam penanganan sapi post partus, sistem perkandangan, pakan, aspek kesehatan, prosedur pemerahan dan manajemen penanganan limbah. Hasil menunjukkan bahwa anak sapi (pedet) dipisahkan dipisahkan dari induknya setelah pedet dapat berdiri. Ukuran kandang komunal untuk sapi post partus yaitu 3,75 m2 per satu ekor sapi. Kandang dibersihkan 2 kali sehari dan sapi dimandikan pada pagi hari sebelum pemerahan dilakukan.Sapi diberikan pakan berupa hijauan dan konsentrat setiap hari. Sapi post partus diberikan perawatan dengan obat cacing, vitamin, antibiotik dan diberikan oksitosin untuk perawatan terhadap sapi yang mengalami retensi plasenta. Pemerahan dilakukan secara manual sebanyak 2 kali sehari dengan interval waktu 7 jam.Limbah padat (feses) digunakan sebagai bahan untuk memproduksi biogas.Sedangkan urine digunakan sebagai pupuk.Berdasarkan hasil yang didapatkan, manajemen sapi post partus di UPTD BPBPTDK sudah diterapkan dengan baik.
Postpartum management is an essential factor that contribute to gain optimum dairy production. This final report aims to study about the implementation of postpartum management in UPTD BPBPTDK, Ngipiksari, Yogyakarta. The materials for this report were obtained during the field practice activities from 6-17 February 2017. The data was obtained by observation on 2 postpartum cows and interviewed with some technical staffs. The data that is presented here are steps for postpartum cows handling, pens system, feed programs, health aspects, milking procedures and manure managements. The results show that calves were separated from the cows just after they able to stood by their own feet. The communal pen size for postpartum cows was 3,75 m2 per individual cow. The pens were cleaned 2 times a day, and cows were bathed in the morning before milking time. The cows were fed with forage and concentrate feeds daily. The postpartum cows were treated with anthelmintic, vitamins and antibiotics and sometimes they used ocyticin for placental retention treatment. The milking activities were done manually 2 times a day with interval of 7 hours. The manure was utilized for biogas production. Meanwhile, the urine was used a fertilizer. According to the results, the postpartum management in UPTD BPBPTDK was relatively well implemented.
Kata Kunci : sapi perah, post partus, manajemen, pemeliharaan, dairy cattle, post parturition, management, maintenance