Laporkan Masalah

Pemetaan Konflik Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan di Kabupaten Gunungkidul

BAKHTIAR RIFAI, Prof. Dr. M. Baiquni, M.A.

2017 | Tesis | S2 Ilmu Lingkungan

Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan selalu menimbulkan masalah terutama konflik baik antara masyarakat dengan investor, investor dengan pemerintah ataupun masyarakat dengan pemerintah. Hal ini menjadikan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan tidak berjalan optimal, menyebabkan kerusakan lingkungan dan menggerus rasa persatuan dan kebangsaan masyarakat. Kabupaten Gunungkidul merupakan salah satu kabupaten yang memiliki potensi sumber daya alam dan lingkungan. Untuk itu perlu dilakukan pemetaan konflik pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan agar nantinya pengelolaan dapat optimal dan tidak menimbulkan potensi konflik. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu (1) mengetahui penyebab dan aktor-aktor pelaku konflik di Gunungkidul; (2) mengetahui dampak konflik; (3) menyusun peta konflik pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan di Kabupaten Gunungkidul; dan (4) memberikan masukan atau rekomendasi kepada pembuat kebijakan untuk menyelesaikan konflik. Gua Maria Giri Wening, penambangan batugamping di Bedoyo dan penataan pantai Watu Kodok di Kemadang menjadi sasaran kajian konflik yang hingga saat ini konflik masih berlanjut. Melalui metode penelitian kualitatif dengan in dept interview untuk mengetahui inti penyebab konflik, aktor, dampak dan upaya penyelesaian konflik. Teori penyebab konflik sumberdaya dan lingkungan sangat banyak dan perlu pembuktian bahwa benar konflik tersebut sesuai dengan teori yang ada serta bagaimana upaya penyelesainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga konflik pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan di Kabupaten Gunungkidul disebabkan tidak adanya komunikasi terbuka dan jujur sejak awal sehingga terjadi konflik dalam melaksanakan keinginan atau cita-cita. Dampak dari konflik adalah terjadinya aksi unjuk rasa warga, menurunnya rasa toleransi dan kerukunan, ketidakpercayaan kepada pemerintah, politisasi konflik dan merusak lingkungan. Rekomendasi penyelesaian konflik yaitu (1) Pendirian tempat ibadah mengacu SKB 3 Menteri dan kewajiban sosialisasi kepada warga sekitar sebelum didirikan tempat ibadah serta mengacu rasio jumlah jemaah; (2) Pemerintah Gunungkidul membuat peta lokasi penambangan batugamping secara detail dengan daerah yang diperbolehkan dan yang dilarang ditambang dengan pelibatan kearifan lokal masyarakat dalam penentuan lokasi tambang; (3) Penataan tanah Sultan Ground dan Paku Alam Ground berdasarkan sejarah dan mengendepankan kearifan lokal masyarakat yang sudah menggunakan SG dan PAG selama bertahun-tahun dan permbuatan perundangan investasi yang melibatkan masyarakat lokal.

Management of natural resources and environment always creates problems especially conflict between society and investor, investor with government or society with government. This makes the management of natural resources and environment is not running optimally, causing environmental damage and eroding the sense of community unity and nationality. Gunungkidul Regency is one of the regencies that has the potential of natural resources and environment. Therefore, it is necessary to mapping the conflict of natural resources and environment management in order that management can be optimal and not cause potential conflict. The purpose of this research are (1) to know the causes and actors of conflict perpetrators in Gunungkidul; (2) to know the impact of the conflict; (3) arrange conflict map of natural resources and environment management in Gunungkidul Regency; and (4) provide input or recommendation to policy makers to resolve conflicts. Maria Giri Wening Cave, limestone mining in Bedoyo and Watu Kodok beach arrangement in Kemadang became the target of conflict study which until now the conflict still continues. Through qualitative research method with in dept interview to know the core causes of conflict, actor, impact and effort of conflict resolution. Theories on the causes of resource and environmental conflicts are overwhelming and it is necessary to prove that the conflict is true to the existing theory and how it ends. The results showed that the three conflict management of natural resources and environment in Gunungkidul Regency caused by lack of open and honest communication from the beginning so that there is conflict in executing desire or aspiration. The impact of the conflict is the occurrence of citizen protests, the decrease of tolerance and harmony, distrust to the government, the politicization of the conflict and the environment. Recommendation of conflict resolution that is (1) Establishment of place of worship refers to SKB 3 Minister and obligation of socialization to local people before establishment of place of worship and referring ratio of number of congregation; (2) The Government of Gunungkidul has made a detailed map of limestone mining sites with permitted and prohibited areas mined with the involvement of local community wisdom in the determination of mine sites; (3) Arrangement of the land of Sultan Ground and Paku Alam Ground based on history and prioritizing local wisdom of people who have been using SG and PAG for many years and the enactment of investment legislation involving local communities.

Kata Kunci : Konflik, Sumber Daya Alam, Lingkungan, Gua Maria, Batugamping, Watu Kodok / Conflict, Natural Resources, Environment, Maria Cave, Limestone, Watu Kodok