ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CREDIT DEFAULT SWAP INDONESIA, MALAYSIA DAN THAILAND
I GEDE PRAJA WIDHIAN, Prof. Eduardus Tandelilin, M.B.A., Ph.D.
2017 | Tesis | S2 ManajemenKondisi ekonomi global masih diliputi ketidapastian, namun Indonesia mampu menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi didunia. Reformasi birokrasi, persiapan sumber daya manusia yang kompetitif, penyusunan anggaran belanja pemerintah yang efektif dan efisien dan pembangunan infrastruktur masif merupakan langkah-langkah yang dilakukan pemerintah untuk mempersiapkan Indonesia emas di tahun 2045. Untuk mewujudkannya, pemerintah memerlukan dana besar yang tidak dapat ditutup dari penerimaan sektor pajak dan bukan pajak. Salah satu yang diharapkan mampu membiayai pembangunan tersebut adalah dengan penerbitan surat utang berdenominasi mata uang asing. Dalam pasar utang (debt market), investor dihadapkan pada berbagai macam risiko salah satunya adalah sovereign risk. Saat ini ada alat ukur risiko kredit yang dipakai investor karena dianggap lebih cepat dan mampu menggambarkan risiko kredit suatu negara yaitu dengan credit default swap (CDS). Tujuan penelitian ini adalah menganalisa pasar utang (debt market) yang difokuskan pada variabel makro ekonomi yang mempengaruhi pergerakan nilai CDS spreads di Indonesia, Malaysia dan Thailand. Variabel bebas yang diuji disini adalah lima faktor fundamental ekonomi dan satu variabel eksternal yang seluruhnya diregresikan terhadap CDS pada masing masing negara. Hasilnya adalah hanya empat faktor yang mempengaruhi secara signifikan CDS di Indonesia yaitu neraca transaksi berjalan, cadangan devisa, yield spread dan indeks volatilitas global. Malaysia dan Thailand hanya memiliki satu variabel yaitu neraca transaksi berjalan yang tidak signifikan mempengaruhi pergarakan CDS. Penulis melakukan analisa faktor inflasi, dan risiko politik serta sovereign rating untuk menganalisa mengapa CDS di Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan Malaysia dan Thailand.
Global economic are still filled with uncertainty condition, but Indonesia was able to become one of the countries with the highest economic growth in the world today. Bureaucracy reform, competitive human resources preparation, effective and efficient government budgeting, massive infrastructure development are steps taken by the government to prepare “Indonesia Emas†in 2045. To achieve it, the government needs substantial funds which can not be covered from tax and non-tax sector revenues. One that was expected to be able to fund the development is by issuing bonds denominated in foreign currency. In debt market, investors are exposed to various risks, one of them is sovereign risk. Currently there is a new risk tool that investors use because it is considered faster and able to illustrate the credit risk of the country with credit default swap (CDS). The aim of this study is to analyze the debt market, focusing on macroeconomic variables that affect the movement of CDS spreads in Indonesia, Malaysia and Thailand. The independent variables tested here are five fundamental economic factors and one external factor which regressed to CDS by each country. The result confirm the significance impact of current account balance, foreign exchange reserve, yield spread and global volatility index on the CDS in Indonesia. Current account balance was the only variabel that doesn’t significantly affect CDS in Malaysia and Thailand. The author also conducted additional factor using inflation rate, political risk and sovereign rating to analyze why CDS in Indonesia is higher than Malaysia and Thailand.
Kata Kunci : Credit Default Swap (CDS), current account balance, foreign exchange reserve, yield spread, volatility index, sovereign rating, inflation, political risk.