PROFILE OF PATIENTS DIAGNOSED AS SEPSIS IN YOGYAKARTA 2012 - 2016

ADAM RAHARDIYAN POERWOSUSANTA, dr. Yanri Wijayanti Subronto Ph.D., Sp.PD; dr. Gunadi, Ph.D., Sp.BA; dr. Doni Priambodo, Sp.PD

2017 | Skripsi | PENDIDIKAN DOKTER

Latar belakang: Sepsis adalah keadaan dimana sistem kekebalan tubuh terganggu. Perawatan sepsis sangat mahal. Belum ada studi terkini tentang sepsis sejak 2002. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kondisi sosio-demografi, profil klinis, dan hasil laboratorium pasien yang didiagnosis sebagai sepsis di Yogyakarta selama tahun 2012 - 2016. Metode: Ini adalah studi deskriptif retrospektif, mengambil semua catatan medis yang memenuhi syarat. Hasil: Dari 246 pasien, pasien perempuan 140(58,82%) memiliki proporsi lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Usia rata-rata pasien sepsis adalah 48,37±14,16 (45-64) tahun. Pembayaran pribadi 84(34.15%) pasien merupakan metode pembayaran paling sering. Lama perawatan berkisar antara 0-42 hari, rata-rata±SD 10,59±7,71. Temuan klinis yang paling umum adalah takipnea 187(76,02%). Hasil abnormal laboratorium adalah kadar kreatinin elevasi 149 (60,57%). Diabetes mellitus tipe 2 dengan komplikasi 67 (13,96%) adalah ko-morbiditas tertinggi. Penggunaan antibiotik spektrum luas golongan cephalosporin generasi III Ceftazidime 109(30,79%). Penisilin 1(0,28%) sudah jarang digunakan. Agen antijamur Flukonazol 7 (1,98%) dan Mycamin 1 (0,28%) juga diberikan. Kesimpulan: Sepsis di Yogyakarta paling banyak diderita perempuan, antara 45-64 tahun, membayar sendiri. Lama rawat inap adalah 10,59 ± 7,71 hari. Temuan umum yang paling umum adalah takipnea. Peningkatan kreatinin adalah hasil laboratorium abnormal yang paling umum. Diabetes mellitus tipe 2 dengan komplikasi adalah komorbiditas tertinggi. Pengobatan tersering adalah Ceftazidime dan Fluconazole.

Background: Sepsis is known as a medical condition where the immune system is overdrived. Sepsis care is highly in cost. There is no updated study related to sepsis in Yogyakarta since 2002. Objectives: This research is aimed to describe the demographic, laboratory, clinical profiles, source of infection, and outcome of of patients diagnosed as sepsis in Yogyakarta during the year 2012 – 2016. Method: It is a retrospective descriptive study, taking all eligible medical records. Results: Out of 246 patients, females 140(58.82%) have higher proportion than males. The mean age of sepsis patients is 48,37±14.16(45-64) years. Common payment method of sepsis patient is self pay 84(34.15%) patients. Length of hospitalization range is between 0- 42 days, mean±SD 10.59±7.71. Most common clinical findings is tachypnea 187(76.02%). The majority of abnormal laboratory results are elevation creatinine levels 149(60.57%). Diabetes mellitus type 2 with complications 67(13.96%) is the highest comorbid. Antibiotics usage are majority by broad spectrum antibiotics Ceftazidime, from cephalosporin generation III group 109(30.79%). Penicillin 1(0.28%) are rarely used. Antifungal agent Fluconazole 7(1.98%) and Mycamin 1(0.28%) also administered. Conclusion: Sepsis in Yogyakarta is most suffered by females, between 45-64 years, self-pay. Length of hospitalization is 10.59±7.71 days. Most common clinical findings is tachypnea. Elevation creatinine level is the most common abnormal laboratory. Diabetes mellitus type 2 with complications is the highest comorbid. Treatment used are majority by Ceftazidime and Fluconazole.

Kata Kunci : sepsis, epidemiology, profiles, clinica manifestations, laboratory parameters.