Laporkan Masalah

ANALISIS PENGARUH PEAK GROUND ACCELERATION (PGA) TERHADAP POTENSI LIKUIFAKSI KOMPLEKS CANDI PRAMBANAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

IMRAN HI.ALI, Dr. Ir. Ahmad Rifa'i, M.T. dan Ir. Agus Darmawan Adi, M.Sc., Ph.D.

2017 | Tesis | S2 Teknik Sipil

Gempa yang mengguncang Yogyakarta pada tanggal 26 Mei 2006 dengan Magnitudo 6,3 SR menurut USGS, merusak ratusan rumah penduduk, gedung-gedung universitas, perkantoran dan infrastruktur lainnya. Sebagian kerusakan tersebut disebabkan oleh adanya fenomena likuifaksi karena dari sebagian besar kerusakan yang terjadi muncul adanya gejala-gejala likuifaksi,likuifaksi terjadi karena hilangnya kekuatan lapisan tanah akibat getaran gempa. Lapisan pasir berubah menjadi cairan sehingga tidak mampu menopang beban bangunan di dalam atau diatasnya. Kondisi lapisan tanah di Candi Prambanan adalah pasir halus dan seragam yang kemungkinan memiliki potensi likuifaksi. Oleh sebab itu diperlukan analisis likuifaksi untuk mengetahui pengaruh Peak Ground Acceleration (PGA) terhadap potensi likuifaksi. Analisis potensi likuifaksi di Kompleks Candi Prambanan dengan variasi Peak Ground Acceleration menggunakan data gempa versi USGS dan BMKG dan dievaluasi menggunakan metode Simplified Procedure dan Liquefaction Potentian Index dengan Menggunakan data Standard Penetration Test pada titik tinjaun di Candi Siwa kompleks Candi Prambanan Yogyakarta. Hasil analisis menunjukan bahwa nilai Peak Ground Accelerationt terbesar adalah 0,210g dengan Magnitudo 6,3 SR menurut USGS pada gempa bumi yang terjadi pada tahun 2006 di Yogyakarta. Metode Liquefaction Potential Index dan Simplified Procedure menunjukan bahwa potensi likuifaksi di Kompleks Candi Prambanan sangat rendah. Atas dasar analisis tersebut diketahui bahwa kondisi Candi Prambanan dengan muka air tanah 1 meter, 4 meter dan 12 meter aman terhadap ancaman likuifaksi. Namun jarak gempa, besarnya magnitude serta perubahan muka air tanah dapat mempengaruh nilai faktor aman terhadap kejadian likuifaksi.

The earthquake in Yogyakarta on May 26, 2006 with Magnitude 6.3 SR according to USGS, damaging hundreds of residential houses, university buildings, offices and other infrastructure. Some of the damage is caused by the phenomenon of liquefaction because of most of the damage that occurs, there are symptoms of liquefaction, liquefaction occurs due to loss of soil layer strength due to earthquake vibration. The sand layer turns into a liquid so that it is unable to sustain the building load inside or above it. The condition of the soil layer at Prambanan Temple is smooth and uniform sand that that is likely to have liquefaction potential. Therefore a liquefaction analysis is needed to determine the effect of Peak Ground Acceleration (PGA) on liquefaction potential. Analysis of liquefaction potential in Prambanan Temple complex with Peak Ground Acceleration variation using earthquake data from USGS and BMKG version and evaluated using Simplified Procedure method and Liquefaction Potential Index by Using Standard Penetration Test data at point of view at the Candi Siwa complex of Prambanan Temple Yogyakarta. The analysis results show that the largest Peak Ground Acceleration value is 0.210g with magnitude 6.3 SR according to USGS in the earthquake that occurred in 2006 in Yogyakarta. Liquefaction Potential Index and Simplified Procedure method show that the liquefaction potential in Prambanan Temple Complex is very low. Based on the analysis, it is known that the condition of Prambanan temple with 1 meter, 4 meter and 12 meter ground water surface is safe against liquefaction threat. However, the distance of the earthquake and magnitude can also affect the value of the safe factor to the liquefaction event.

Kata Kunci : Likuifaksi,Simplified Procedure,Liquefaction Potentian Index, USGS, BMKG, Peak Ground Acceleration, Candi Prambanan.