PERILAKU AGRESI: Studi Kasus Tawuran Antara Warga di Tanah Tinggi, Jakarta Pusat
DYAH RANI M, Dr. Bambang Hudayana, M.A.
2017 | Tesis | S2 Ketahanan NasionalKajian perilaku agresi dalam kasus tawuran antara warga di Kelurahan Tanah Tinggi, Kecamatan Johar Baru Jakarta Pusat bertujuan untuk; mengidentifikasi karakteristik lingkungan dengan fenomena tawuran berulang, sehingga mendapatkan gambaran perihal kondisi-kondisi yang mempengaruhi dorongan agresi terwujud dalam perilaku tawuran antara warga. Identifikasi yang dilakukan dengan menggunakan metode snowball of chain sampling, mendapati bahwa daya dukung pemenuhan kebutuhan materil maupun psikologis penduduk setempat belum maksimal. Hal itu mempengaruh interpretasi pada kondisi lingkungan yang dianggap tidak menyenangkan, sehingga memunculkan kekecewaan yang berbutut pada kemarahan dan menempatkannya dalam keadaan frustasi. Lantas pembentukan ikatan-ikatan informal yang diimplementasikan pada kelompok-kelompok tongkrong menjadi upaya untuk menyiastianya. Kondisi demikan mempengaruhi interpretasi penduduk setempat pada ancaman yang mengusik ketakutannya melalui proses internalisasi dan sosialisasi dalam kelompok. Maka pertimbangan untung-rugi yang dipelajari secara kolektif menjadi basis dari perilaku agresinya. Namun hal tersebut belum banyak teridentifikasi oleh upaya penangangan kasus tawuran berulang di area ini, sehingga pelabelan patologi sosial pada masyarakat setempat semakin tegas.
The study on aggressive behavior in brawl cases among the residents of Tanah Tinggi Sub-district, Johar Baru District, Central Jakarta, has the objectives to identify environmental characteristics with recurrent brawl phenomena so as to obtain a description of conditions affecting the aggressive drives as manifested in brawl behavior among the residents. The identification, conducted using snowball of chain sampling, found that the carrying capacity of material and psychological necessities of the local residents is not maximal. These influence the interpretation of the environmental conditions deemed unpleasant, leading to the disappointment that ended up in anger, and throwing them into frustration. Furthermore, the formation of informal ties implemented in meet-up groups should become an attempt to deal with this. Such condition influences the interpretation of local residents over the threats invoking their fears - through internalization and socialization processes within the groups. It is thereby, collectively-learned consideration for profit and loss becomes the basis of the aggressive behavior, but it has not been widely identified in the efforts to overcome recurrent brawl cases in this area, thus intensifying the labeling of social pathology in the local communities
Kata Kunci : Ancaman, Frustasi, Agresi, Tawuran