RISIKO ANAK PENDEK (STUNTING) MENJADI GEMUK DAN OBESITAS PADA PENDUDUK MISKIN DI INDONESIA (ANALISIS DATA INDONESIAN FAMILY LIFE SURVEY 3, 4 DAN 5)
NUR SEPTIA HANDAYANI, Dr. dr. Mubasysyir Hasanbasri., MA.; Dr.dr. Emy Huriyati, MKes.
2017 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan MasyarakatLatar Belakang : Konsekuensi kemiskinan dan kerawanan pangan tidak hanya penyebab utama dari kurang gizi tetapi juga secara tidak langsung berkontribusi pada masalah obesitas. Transisi gizi dan peningkatan ekonomi di Indonesia dan negara berkembang lainnya dapat mempengaruhi dampak jangka panjang anak pendek untuk menjadi gemuk dan obesitas termasuk pada masyarakat miskin. Penelitian ini ingin melihat bagaimana risiko anak pendek (stunting) menjadi gemuk dan obesitas pada penduduk miskin di Indonesia. Metode : Penelitian ini melibatkan 3 penelitian kohort retrospektif yaitu kohort 1 selama 14 tahun serta kohort 2 dan 3 selama 7 tahun dengan menggunakan data sekunder IFLS (Indonesian Family Life Survey) 3 (2000), 4 (2007) dan 5 (2014). Sampel merupakan anak usia 0 hingga 5 tahun yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Hasil : Jumlah subjek yang terlibat adalah 604 pada kohort 1 selama 14 tahun dan 1.110 pada kohort 2 dan 3 selama 7 tahun. Risiko anak pendek menjadi gemuk dan obesitas adalah 0,45 pada kohort 1, pada kohort 2 0,41 dan 0,27 pada kohort 3 serta bermakna signifikan pada ketiga kohort (p<0,05). Setelah dilakukan stratifikasi berdasarkan pendidikan ibu yang tinggi dan pada keluarga yang tidak mengalami peningkatan kuintil didapatkan adanya peningkatan risiko anak pendek menjadi gemuk dan obesitas (RR>1) yaitu Risk Ratio 2 pada kohort 1 dan 1,69 pada kohort 2. Kesimpulan : Pada penelitian ini didapatkan adanya hubungan terbalik dan signifikan antara kejadian pendek dengan gemuk dan obesitas pada ketiga kohort.
Background: The consequences of poverty and food insecurity is not only a major cause of malnutrition but also indirectly contribute to obesity. Nutrition transition and economic improvement in Indonesia and other developing countries influence the risk of long term effect stunting children to be overweight and obese, including the poor people. This study wanted to see how the risk of stunted children became overweight and obesity among poor people in Indonesia. Methods: This was a study involving 3 retrospective cohorts, cohort 1 is a 14year cohort and two 7 years cohort as cohort 2 and 3 using secondary data from IFLS (Indonesian Family Life Survey) 3 (2000), 4 (2007) and 5 (2014). Samples were children aged 0 to 5 years who met the inclusion and exclusion criteria. Results: The number of subjects involved was 604 in cohort 1 for 14 years and 1,110 in cohort 2 and 3 for 7 years. The risk of stunted children become overweight and obesity was 0.45 in cohort 1, 0.41 in cohort 2 and 0.27 in cohort 3 and there was significant association on the third cohort (p<0.05). After stratification by high maternal education and on family who did not have increasing quintile found an increased risk of stunted children become overweight and obese (RR> 1), with risk ratio 2 in cohorts 1 and 1.69 in the cohort 2. Conclusion: In this study there was a significant inverse association between childhood stunting and overweight/obesity on the third cohort.
Kata Kunci : Pendek (Stunting), Gemuk, Obesitas, Penduduk Miskin, IFLS, Stunting, Overweight, Obesity, Poor People, IFLS, cohort.