NILAI DIAGNOSTIK DISPERSI GELOMBANG P TERHADAP FUNGSI DIASTOLIK PADA PASIEN HIPERTENSI

BRAGHMANDARU ADHI B, dr. Hasanah Mumpuni, SpPD, SpJP (K).; Dr. dr. Lucia Krisdinarti, SpPD, SpJP (K).

2017 | Tesis-Spesialis | SP KARDIOLOGI DAN KEDOKTERAN VASKULAR

Latar Belakang: Hipertensi merupakan salah satu penyebab utama penyakit kardiovaskular. Risiko timbulnya gagal jantung pada pasien hipertensi meningkat dibandingkan populasi dengan tekanan darah normal. Disfungsi diastolik dapat menimbulkan gejala gagal jantung. Penegakan diagnosis disfungsi diastolik dengan ekokardiografi merupakan hal yang penting mengingat banyaknya morbiditas yang dapat ditimbulkan akibat disfungsi diastolik, namun jumlah alat ekokardiografi terbatas. Alat EKG banyak ditemukan di tempat pelayanan kesehatan, namun masih sedikit penelitian tentang kemampuan elektrokardiografi dalam mendiagnosis disfungsi diastolik. Dispersi gelombang P diketahui berhubungan dengan disfungsi diastolik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai diagnostik dispersi gelombang P terhadap disfungsi diastolik pada pasien hipertensi. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan studi potong lintang yang dilakukan terhadap pasien dengan hipertensi yang dilakukan ekokardiografi di RSUP Dr. Sardjito. Pasien dilakukan ekokardiografi kemudian dilakukan perekaman EKG dan pengukuran tekanan darah serta pencatatan data. Disfungsi diastolik ditentukan dengan kriteria ASE/EACVI tahun 2016. Analisis ROC dilakukan untuk menentukan cut off point pemanjangan dispersi gelombang P dan melihat nilai AUC. Analisis bivariat dilakukan terhadap faktor demografi dan klinis yang berhubungan dengan dispersi gelombang P. Analisis multivariat lalu dilakukan untuk mengetahui faktor independen yang mempengaruhi disersi gelombang P. Hasil: Dari 113 pasien yang memenuhi kriteria subjek penelitian, 47 (37,2%) laki-laki dengan rerata usia 58,32±11,17 tahun . Tiga belas (11,5%) subjek memiliki disfungsi diastolik dan 37 subjek (32,7%) dengan pemanjangan dispersi gelombang P. Pada penelitian ini didapatkan pemanjangan dispersi gelombang P diatas cut off point 71,4ms memiliki nilai AUC 76,2% sensitivitas 75%, spesifisitas 72,2%, nilai duga positif 33,3%, nilai duga negatif 96%, dan akurasi 72,5% dalam mendiagnosis disfungsi diastolik. Simpulan: Studi ini adalah studi pertama yang meneliti nilai diagnostik dispersi gelombang P terhadap fungsi diastolik berdasarkan kriteria ASE/EACVI 2016. Dispersi gelombang P diatas cut off point 71,4 ms memiliki nilai diagnostik sedang untuk mendeteksi disfungsi diastolik dengan nilai duga negatif 96%, nilai duga positif 33,3%, sensitivitas 75%, spesifisitas 72,2%, , dan akurasi 72,5%.

Background: Hypertension is one of the main causes of cardiovascular disease. The risk of heart failure in hypertensive patients increased compared to the population with normal blood pressure. Diastolic dysfunction can lead to symptoms of heart failure. Diagnostic of diastolic dysfunction with echocardiography is important because of the large number of morbidities caused by diastolic dysfunction, but the number of echocardiography machines is limited. ECG machines are commonly found in health care provider, but there is little research on ECG value in diagnosing diastolic dysfunction. P wave dispersion is known to be associated with diastolic dysfunction. This study aims to determine the diagnostic value of P wave dispersion to diastolic dysfunction in hypertensive patients. Methods: This study is a cross sectional study conducted on patients with hypertension at RSUP Dr.Sardjito. Patients performed echocardiography then performed ECG, blood pressure measurement and data recording. Diastolic dysfunction was determined by 2016 ASE/EACVI criteria. The ROC analysis was performed to determine the cutoff point of increase P wave dispersion and to see the AUC value. Bivariate analysis was performed on demographic and clinical factors related to P wave dispersion. Multivariate analysis was then performed to determine the independent factors affecting P wave dispersion. Results: there were 113 patients who met the criteria of the study subjects, 47 (37,2%) men with mean age 58,32 ± 11,17 years. Thirteen (11,5%) subjects had diastolic dysfunction and 37 subjects (32,7%) with increased of P wave dispersion. In this research, the increased of P wave dispersion above 71,4ms has a AUC 76,2% sensitivity 75%, specificity 72,2%, positive predictive value 33,3%, negative predictive value of 96%, and an accuracy of 72,5% in diagnosing diastolic dysfunction. Conclusion: This study is the first study to examine the diagnostic value of P wave dispersion to detect diastolic function using 2016 ASE/EACVI criterion. Pwaves dispersion above cut off point 71,4 ms has a moderate diagnostic value for detecting diastolic dysfunction with a negative predictive value of 96%, positive predictive value of 33,3%, sensitivity value of 75%, specificity of 72,2%, and accuracy of 72,5%.

Kata Kunci : Hipertensi, disfungsi diastolik, dispersi gelombang P, Hypertension, diastolic dysfunction, P wave dispersion.