Laporkan Masalah

Pengaruh Kerawanan Banjir Dan Kualitas Lahan Terhadap Pengelolaan Lahan Pertanian Di Hilir Das Citanduy (Studi Kasus di Kabupaten Cilacap)

WISUDARAHMAN AS SIDIQI, Prof. Dr. Junun Sartohadi, M.Sc.; Dr. Djati Mardiatno, M.Si

2017 | Tesis | S2 Geografi

Permasalahan banjir seringkali hanya menghitung dampak pada kondisi fisik dan sosial ekonomi, namin kondisi penurunan kualitas lahan yang terkena dampak dari bencana banjirr kurang diperhatikan. Kondisi kualitas lahan saat ini sangatlah berpengaruh terhadap keterkaitan pengelolaan lahan yang diperuntukkan lahan pertanian khusunya lahan tanaman padi guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Penelitian ini bertujan untuk mengkaji inventarisasi sebaran tingkat kerawanan banjir, keterkaitan antara kualitas lahan dengan kerawanan banjir dan strategi adaptasi yang dilakukan oleh masyarakat terhadap penelolaan lahan pertanian di Hilir DAS Citanduy, Kabupaten Cilacap. Metode analisis dalam penentuan daerah rawan banjir menggunakan pembobotan Analytic Hierarchy Process (AHP) dengan parameter bentuklahan, sudut lereng, tekstur tanah, dan kedalaman muka air tanah. Analisis evaluasi kualitas lahan menggunakan parameter bahan organik, tekstur, pH, N total, dan DHL. Sedangkan untuk penentuan pengelolaan lahan pertanian menggunakan SK Mentan No. 837/Kpts/Um/11/1980 tentang Kriteria dan Tata Cara Penetapan Hutan Lindung. Pendekatan pembobotan menggunakan AHP dapat digunakan di daerah penelitian dengan mempertimbangkan faktor dominan pada setiap analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah rawan banjir dengan kategori tidak rawan banjir dengan luas 20.289,35 Ha, rawan banjir dengan luas 20.839,38 Ha, sangat rawan banjir dengan luas 53.777,48 Ha. Kualitas lahan di daerah penelitian terdapat dua kategori yaitu kualitas lahan sedang dan kualitas lahan tinggi. Luas lahan kategori daerah sangat rawan banjir dengan kualitas lahan tinggi mencapai 46.341,14 Ha, sedangkan luas lahan daerah rawan banjir dengan kualitas lahan sedang mencapai 5.294,73 Ha. Analisis tingkat pengelolaan di daerah penelitian untuk kategori tingkat pengelolaan pasif mencapai 18.007,38 Ha dan tingkat pengelolaan sedang mencapai 76.899,59 Ha. Sebaran tingkat pengelolaan pasif sebagian besar berada di kawasan sangat rawan banjir.

Land quality degradation due to flood occurrence gets less attention than the affects on physical and socio economic condition. Land quality condition takes important role in land management for agriculture, no exception land for rice agriculture, the Indonesia's staple food. This research aims to identify the inventory of flood susceptibility distribution, the linkages between land quality and flood susceptibility,and the community adaptation strategies for agriculture land management in downstream area of Citanduy Watershed, Cilacap Regency. Analysis to identifying flood susceptibility area used Analytic Hierarchy Process (AHP) weighting method with parameters of landscape, slope, soil texture, and depth of groundwater table. Analysis to identifying the land quality used parameters of organic materials, texture, pH, N total, and electrical conductivity. Furthermore, to identifying agriculture land management was based on decree the ministry of agriculture Number 837/Kpts/Um/11/1980 on Criteria and Procedure for determination of protected forest. AHP weighting method approach was able to be applied on research area, by considering dominant factor of every analysis. Result shows the flood susceptibility areas are divided as follow, 20.289,35 Ha are not susceptible area; 20.839,38 Ha are susceptible area; and 53.777,48 Ha are very high susceptible area. There are two categories for land quality in research area, i.e medium land quality and high land quality. Area of very high flood susceptibility with high land quality reaches 46.341,14 Ha; on the other side, area of flood susceptibility with medium land quality reaches 5.294,73 Ha. Analysis of management level shows 18.007,38 Ha areas are categorized as passive management, while 76.899,59 Ha areas was medium management level. The passive management was mostly distributed in the very high flood susceptible area.

Kata Kunci : Rawan banjir, Kualitas lahan, AHP

  1. S2-2017-326630-abstract.pdf  
  2. S2-2017-326630-bibliography.pdf  
  3. S2-2017-326630-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2017-326630-title.pdf