EVALUASI LEUKOGRAM DAN PENGAMATAN HISTOPATOLOGI TRAKEA DAN PULMO MENCIT BALB/c YANG DIINFEKSI Staphylococcal Enterotoxin B (SEB) SECARA INTRANASAL

AMANDA TRI UTAMI PERMATASARI, Prof. Dr. drh. Siti Isrina Oktavia Salasia

2017 | Skripsi | S1 KEDOKTERAN HEWAN

IStaphylococcus aureus mengandung toxin extraseluler yang mampu menimbulkan penyakit alergi dan autoimun. Studi ini dilakukan untuk mengevaluasi diferensial leukosit dan histopatologi organ mencit setelah diinfeksi oleh Staphylococcus Enterotoxin B (SEB) secara intranasal. Dalam penelitian digunakan dua kelompok perlakuan dari mencit BALB/c. Pada masing-masing kelompok perlakuan terdiri atas 6 mencit jantan yang berumur 8 minggu. Induksi SEB dilakukan dua kali infeksi pada hari ke-1 dan hari ke-14 secara intranasal dengan konsentrasi 108. Sampel darah diambil pada 24 jam sebelum induksi, 24 jam setelah induksi, hari ke-4, hari ke-6, hari ke-14 dan hari ke-22. Sampel darah diambil melalui plexus retroorbitalis. Pengamatan histopatologi organ dilakukan pada trakea dan pulmo mencit. Hasil pemeriksaan darah terjadi perbedaan jumlah leukosit secara signifikan (p<0,05) pada hari ke-6 dan hari ke-14 dengan jumlah leukosit 3,96 x 103/mm3 dan 3,66 x 103/mm3 apabila dibandingkan dengan kontrol. Pada perhitungan eosinofil menunjukkan terjadi peningkatan secara signifikan (p<0,05) pada hari ke-6, hari ke-14 dan hari ke-22 dengan jumlah eosinofil 0,0077 x 103/mm3, 0,0607 x 103/mm3 dan 0,556 x 103/mm3 apabila dibandingkan dengan kontrol. Pada perhitungan limfosit terjadi peningkatan secara gradual pada hari ke-1 (1,77 x 103/mm3) sampai dengan hari ke-14 (2,47 x 103/mm3) secara signifikan dibanding kontrol. Pada perhitungan neutrofil dewasa terjadi penurunan pada hari ke-1 (0.2678 x 103/mm3) sampai dengan hari ke-22 (0,2591 x 103/mm3) yang disertai dengan kemunculan neutrofil muda dengan peningkatan tertinggi pada hari ke-14 (0,2082 x 103/mm3). Pada perhitungan monosit terjadi peningkatan pada hari ke-1 (0,083 x 103/mm3) sampai dengan hari ke-14 (0,25x 103/mm3) apabila dibandingkan dengan kontrol. Pada perhitungan basofil terjadi peningkatan pada hari ke-4 (0,00023 x 103/mm3) dibandingkan dengan kontrol. Hasil pengamatan histopatologi terdapat infiltrasi sel radang pada trachea dan pada septa interalveolaris pulmo serta terjadinya atelektasis pada pulmo.

Enterotoxin in Staphylococcus aureus contains extracellular toxicity which may be the cause for some of allergic reactions and autoimmune diseases. This study was designed to evaluate the differential leucocytes count and histopathological tissue of the mice after being infected by Staphylococcus Enterotoxin B (SEB) through intranasal. Two groups of male Balb-C mice were used in the study. Each group consist of 6 mice aged 8 weeks, of which labeled as the “Control” group and the “Test” group. Induction of SEB were infected twice on day 1st and re-infected on day 14th intranasally with concentration 108. Blood samples were collected on day 24-hours pre-induction, day 24-hours, day 4th, day 6th, day 14th and day 22nd post- induction through the retro-orbital plexus. Histopathological review were observed from the organs trachea and pulmo. Haematological results shown a significant difference of leucocytes (p<0,05) on day 6th and day 14th with total leucocytes 3.96 x 103/mm3 and 3.66 x 103/mm3 compared to control group. The result of eosinophil count showed increasing of total eosinophils on day 6th, day 14th and day 22nd with total eosinophils count was 0,0077 x 103/mm3 , 0,0607 x 103/mm3 and 0,556 x 103/mm3 compared to control group with the value of p<0,05. The result of lymphocyte showed a gradual increase of total lymphocytes on day-1 (1,77 x 103/mm3) to day 14th (2,47 x 103/mm3) with value of p<0,05 compared to control group. The result of neutrophil showed a decrease of neutrophils on day-1 (0.2678 x 103/mm3 ) to day 22nd (0,259 x 103/mm3) followed by presence of neutrophil bands with highest the number on day 14th (0,2082 x 103/mm3). The result of monocyte showed an increase of monocytes on day 1st (0,083 x 103/mm3) to day14th (0,30 x 103/mm3) compared to control group. The results of basophil showed increasing of basophils on day 4th (0,00023 x 103/mm3). The results of histopathological view showed inflammations occured in the trachea and interalveolaris septum of pulmo. Furthermore, atelectasis was also found in pulmo

Kata Kunci : Staphylococcus aureus, Staphylococcus Enterotoxin B, leukogram, intranasal, mice BALB/c, histopatologi