Laporkan Masalah

KAJIAN METODE PENETASAN TERHADAP TINGKAT FERTILITAS TELUR BURUNG PUYUH

DESIANA KUSUMA WARDANI, Dr. drh. Asmarani Kusumawati, MP.

2017 | Skripsi | S1 KEDOKTERAN HEWAN

Burung puyuh merupakan unggas penghasil telur terbesar kedua setelah ayam ras petelur dan dapat dijadikan solusi untuk memenuhi kebutuhan protein hewani masyarakat. Meningkatkan produksi telur dan efisiensi biaya produksi didukung dengan manajemen pemeliharaan yang baik. Metode penetasan yang dilakukan di peternakan warga memiliki hasil yang belum maksimal sehingga penelitian ini bertujuan memperbaiki manajemen penetasan ditinjau dari segi lingkungan, suhu, pemutaran telur, dan kelembabannya untuk mencapai hasil yang maksimal berdasarkan angka fertilitas serta identifikasi jenis kelamin embrio burung puyuh umur nol sampai enam hari berdasarkan gambaran morfologi. Sampel yang digunakan dalam penelitian yaitu 66 telur burung puyuh yang diinkubasi menggunakan inkubator dengan pemutaran tiga kali sehari agar pemanasan yang diterima oleh telur merata. Pemecahan telur dilakukan dengan pengambilan enam telur yang diinkubasi umur 12 jam, 19 jam, 26 jam, 33 jam, 42 jam, 51 jam, 61 jam, 72 jam, 4 hari, 5 hari, dan 6 hari kemudian pengamatan fertilitas untuk mengetahui angka fertilitas yang diperoleh dan pengecatan dengan neutral red serta preparasi histologi untuk mengetahui perkembangan embrio dan organnya. Metode penetasan yang dilakukan pada penelitian ini dinilai lebih baik apabila dibandingkan dengan hasil yang diperoleh di peternakan warga. Hasil tersebut diperkuat dengan perolehan angka fertilitas 84,8% dari inkubasi telur burung puyuh umur nol sampai dengan enam hari dengan jenis kelamin embrio belum dapat diidentifikasi pada hari keenam inkubasi.

Quail is the second largest of poultry producing eggs after laying chicken and can be used as a solution to fulfill people's animal protein. Increase egg production and cost efficiency of production supported by good maintenance management. Hatching method conducted on the ranch residents has yield that has not been fullest so the aims of the research that is to improve the management of hatching in terms of environment, temperature, screening of egg, and relative humidity to achieve maximum results based on fertility rates and sex identification of the 0-6 days quail embryo based on morphological overview.The samples of the research are 66 quail eggs which are incubated using incubators with three times rotation a day in order to reach the heating process appropriately. Breaking eggs is done by taking six incubated eggs aged 12 hours, 19 hours, 26 hours, 33 hours, 42 hours, 51 hours, 61 hour, 72 hours, 4 days, 5 days, and 6 days then fertility observation to know fertility rates which is obtained and coloring by neutral red then preparation histology to determine the development of embryo and its organ. Hatching methods that conducted in this research is better than the result of ranch residents. Those results reinforced with 84.8% fertility figure acquisition of egg incubation quail aged zero to six days with the sex of the embryo cannot already identified on the sixth day of incubation.

Kata Kunci : Kata Kunci : Burung Puyuh, Fertilitas, Embrio, Morfologi, Histologi, Jenis Kelamin.

  1. S1-2017-347233-abstract.pdf  
  2. S1-2017-347233-bibliography.pdf  
  3. S1-2017-347233-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2017-347233-title.pdf