PENDEKATAN SYMBIOCITY SEBAGAI KERANGKA KONSEPTUAL PEMBANGUNAN KOTA BERKELANJUTAN (STUDI KASUS KOTA PALU DAN KOTA PROBOLINGGO)
TRI ERNA CAHYAWATI, Prof. Ir. Achmad Djunaedi, MUP., Ph.D.; Ir. Didik Kristiadi, MLA., M.Arch.UD.
2017 | Tesis | S2 Perencanaan Kota dan DaerahSalah satu konsep pendekatan pembangunan kota berkelanjutan adalah SymbioCity yang merupakan inisiatif dari pemerintah Swedia yang kemudian menginspirasi untuk diterapkan di Indonesia. Kota Palu dan Kota Probolinggo dipilih sebagai pilot project SymbioCity pertama di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi konsep pendekatan SymbioCity di Kota Palu dan Kota Probolinggo, membandingkan kekhasan konsep pendekatan SymbioCity di Kota Palu dan Kota Probolinggo dengan teori asli kerangka konseptual SymbioCity dari Swedia, serta menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi kekhasan konsep pendekatan SymbioCity di Kota Palu dan Kota Probolinggo. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode pendekatan studi kasus ganda. Metode pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan narasumber yang terlibat dalam pelaksanaan penerapan pendekatan SymbioCity di Kota Palu dan Kota Probolinggo, observasi langsung di lapangan, serta studi literatur dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan pelaksanaan pendekatan SymbioCity di Kota Palu dan Kota Probolinggo. Metode analisis data dilakukan melalui tahap within case untuk mencari how dan why di Kota Palu dan Kota Probolinggo serta tahap cross case dengan menyandingkan how dan why antar kasus pada kedua kota yaitu Kota Palu dan Kota Probolinggo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekhasan yang muncul dalam penerapan pendekatan SymbioCity di Kota Palu dan Kota Probolinggo lebih kepada hasil akhir berupa variasi dalam mengadopsi prosedur kerja dan model konsep yang berbeda dengan teori kerangka konseptual SymbioCity dari Swedia, dan sebagai justifikasi bisa dikatakan bahwa Kota Palu lebih bagus dalam penerapan pendekatan SymbioCity. Kekhasan yang muncul di Kota Palu hanya ada pada pengadopsian model konsep dari teori kerangka konseptual SymbioCity dari Swedia, sedangkan kekhasan yang muncul di Kota Probolinggo ada pada penerapan prosedur kerja serta pengadopsian model konsep dari teori kerangka konseptual SymbioCity dari Swedia. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekhasan pendekatan SymbioCity di Kota Palu adalah teknis, situasi dan kondisi, serta aspirasi masyarakat. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekhasan pendekatan SymbioCity di Kota Probolinggo adalah dinamika pertumbuhan ekonomi, struktur dan perilaku masyarakat, disparitas wilayah, kekhasan flora lokal, degradasi lingkungan, aturan dalam rencana tata ruang dan rencana program, sumber daya manusia, ketertinggalan teknologi, belum stabil dan lemahnya sistem pemerintahan, serta dinamika pertumbuhan kota.
One of sustainable urban development approach concept is the SymbioCity, a Swedish government initiative, which later inspired to be implemented in Indonesia. Palu City and Probolinggo City were chosen as the first of the SymbioCity pilot project in Indonesia. The purposes of this research are to identify the SymbioCity approach concept in Palu City and Probolinggo City, to compare specificity between the SymbioCity approach concept in Palu City and Probolinggo City and the authentic theory of the SymbioCity conceptual framework from Sweden, and to discover factors that affect specificity of the SymbioCity approach concept in Palu City and Probolinggo City. This research approach is multiple case study. Methods of data collection used interview with informants who involved in the SymbioCity approach implementation in Palu City and Probolinggo City, direct field observation, and literatures and documents study relating to the SymbioCity approach implementation in Palu City and Probolinggo City. Methods of data analysis used within case stage to find how and why in Palu City and Probolinggo City and cross case stage by pairing how and why between cases in Palu City and Probolinggo City. The results showed that the specificity emerged in the SymbioCity approach implementation in Palu City and Probolinggo City form different variations in adopting working procedure and concept model of the SymbioCity conceptual framework theory from Sweden, and as justification of the SymbioCity approach implementation is Palu City is better. The specificity emerged in Palu City discover only in concept model of the authentic theory of the SymbioCity conceptual framework from Sweden, while the specificity emerged in Probolinggo City discover in working procedure and concept model of the authentic theory of the SymbioCity conceptual framework from Sweden. Factors that affecting the specificity of the SymbioCity approach in Palu City are technical, situation and condition, and community aspiration. Factors that affecting the specificity of the SymbioCity approach in Probolinggo City are dynamics of economic growth, structure and behavior of the community, regional disparity, characteristic of local flora, environmental degradation, regulation of spatial planning and program planning, human resources, technological backwardness, weak and unstable of goverment system, and dynamics of urban growth.
Kata Kunci : SymbioCity, Pembangunan Kota Berkelanjutan, Studi Kasus