Perancangan Model Bisnis Kopi Boutique

BUDI PRAYOGO, Wakhid Slamet Ciptono, MBA, MPM, Ph.D.

2017 | Tesis | S2 Manajemen

Perkembangan kebutuhan manusia saat ini dimanfaatkan sebagai peluang bisnis yang potensial. Kedai kopi merupakan salah satu hal yang mengalami perkembangan seiring dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang semula hanya sekedar tempat untuk menikmati kopi sebagai minuman menjadi gaya hidup untuk pemenuhan kebutuhan sosial. Timbulnya berbagai kedai kopi baru tentunya menyebabkan persaingan semakin tinggi, sehingga para pengusaha harus mampu menyasar ceruk pasar yang ada agar tetap dapat bersaing di pasar. Kopi Boutique sebagai kedai kopi baru membutuhkan sebuah model bisnis yang tepat. Agar dapat berbeda dengan yang lain sehingga memiliki nilai tersendiri, maka Kopi Boutique membutuhkan rancangan model bisnis yang berbeda dengan kedai kopi lainnya yang hanya melakukan penjualan kopi dan makanan atau hanya berfokus pada produk yang dihasilkan, dengan sedikit melibatkan konsumen di dalamnya. Sebagai acuan dalam merancang model bisnis bagi Kopi Boutique, digunakan model sembilan blok bangunan menurut Osterwalder dan Pigneur (2010) untuk dituangkan ke dalam empathy map kemudian dirangkum ke dalam model bisnis kanvas. Penghitungan kelayakan bisnis Kopi Boutique dilakukan dengan menggunakan metode periode pengembalian serta net present value untuk melihat apakah bisnis Kopi Boutique layak untuk dijalankan atau tidak.

The diversification of human needs is currently utilized as a potential business opportunity. Coffee shop is one of the things that have evolved along with the fulfillment of it’s, from originally just a place to enjoy coffee as a beverage into a lifestyle for the fulfillment of social needs. The emergence of various new coffee shop would lead to higher competition, so employers must be able to target specific niche markets to stay competitive in the marketplace. Kopi Boutique is a new coffee shop in need of an appropriate business model. In order to be different from the others so that it has its own value, then Kopi Boutique need a different business model design with other coffee shops that only sell coffee and food or just focus on the products, with little involvement of consumers in it. As a reference in designing the business model for Kopi Boutique, we used nine building blocks model according to Osterwalder Pigneur (2010) to be poured into empathy map and then summarized into the business model canvas. To measure the feasibility business of Kopi Boutique, we used the payback period method and net present value to see if the business Kopi Boutique are eligible to run or not.

Kata Kunci : Model bisnis, empathy map, model bisnis kanvas, periode pengembalian, net present value