Laporkan Masalah

Evaluasi Perencanaan dan Pengadaan Obat di Instalasi Farmasi RSUD Kabupaten Ende

KRISTIANA KAROLINA, Dr. Dra. Erna Kristin, M.Si, Apt. dan Dra. L. Endang Budiarti, M. Pharm, Apt

2017 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar Belakang: Kekosongan obat merupakan salah satu faktor yang menghambat proses pencapaian terhadap target pengobatan yang efektif. Untuk mewujudkan efisiensi dan efektifitas anggaran serta untuk memberikan informasi bagi rumah sakit dalam meningkatkan pelayanan fungsi kefarmasian RSUD Ende, maka dilakukan suatu penelitian tentang evaluasi perencanaan dan pengadaan obat untuk menghindari terjadinya kekosongan obat dengan memperhatikan dukungan manajemen serta menerapkan metode perencanaan dan pengadaan obat sesuai kebutuhan. Tujuan: Untuk mengevaluasi perencanaan dan pengadaan obat di Instalasi Farmasi RSUD Kabupaten Ende. Metode: Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan rancangan kasus tunggal holistik. Data primer diperoleh dari wawancara , observasi dan telaah dokumen. Data yang digunakan adalah data tahun 2015 dan 2016. Data dianalisa dengan menggunakan metode triangulasi. Hasil: Perencanaan obat di Instalasi Farmasi RSUD Ende menggunakan metode konsumsi. Perencanaan obat tahun 2015 sudah sesuai dengan formularium nasional yaitu sebesar 100%. Evaluasi terhadap realisasi perencanaan obat untuk diadakan pada tahun 2015 (90,1%) dan tahun 2016 (83,1%). Perencanaan obat yang sesuai dengan formularium nasional pada tahun 2015 sebesar 55,67% dan tahun 2016 sebesar 45,86%. Jumlah peresepan obat non generik non formularium nasional pada tahun 2015 sebesar 62,50% dan tahun 2016 sebesar 63,75% Hal ini dapat mempengaruhi perencanaan obat di instlasi farmasi RSUD Kabupaten Ende. Proses pengadaan obat dengan metode penunjukkan langsung/manual. Dari hasil analisis ABC tahun 2015 didapatkan obat kategori A sebanyak 37 item (13,06%) dengan biaya pembelian sebesar Rp. 1.359.874.180 (69,68%), obat kategori B sebanyak 57 item (19,90%) dengan biaya pembelian sebesar Rp. 401.075.842 (20,543%), obat kategori C sebanyak 197 item (67,04%) dengan biaya pembelian sebesar Rp. 192.296.349 (9,86%). Sedangkan pada tahun 2016 obat kategori A sebanyak 42 jenis obat (12,43%) dengan biaya pembelian sebesar Rp. 1.327.989.525 (69,59%), obat kategori B sebanyak 68 item (20,11%) dengan biaya pembelian sebesar Rp. 379.637.639 (19,89%), obat kategori C sebanyak 228 item (67,46%) dengan biaya pembelian sebesar Rp. 200.687.061(10,52% ). Metode perhitungan EOQ dan ROP untuk mengetahui jumlah pemesanan dan waktu pemesanan obat sehingga dapat mengatasi terjadinya kekosongan obat. Kesimpulan : Perencanaan obat di Instalasi Farmasi RSUD Kabupaten Ende menggunakan metode konsumsi dengan metode pengadaan adalah metode Manual/Penunjukkan Langsung. RSUD Kabupaten Ende dapat menerapkan penggunaan analisis ABC untuk mengkaji kembali penggunaan obat yang digunakan dan perhitungan EOQ dan ROP untuk mengetahui kuantitas pesanan, meminimalkan biaya selama proses pengadaan dan mencegah terjadinya kekosongan stok obat di Rumah Sakit.

Background: Lack of drug is one of the factors ofstopping achievement process toward effective medical treatment target. For to realizing efficiency and effectiveness of budgeting as well as for giving information to hospital of increasing pharmaceutical function service in Ende Public Hospital so have to be done a research about evaluating drugs planand supply to avoid drugs emptiness by paying attention to management support and applying method of evaluation drugs planning and procurement fit with the necessity to match the needs. Aim: To evaluate drugs planning and procurement in the pharmacy installation of public hospital of Ende. Research Method: This kind of research is case study with holistic singular case planning. Primary data is earned by interview, using observation and document research. Finding and Discussion: Drugs planning in pharmacy unit of Ende Public Hospital using methods of consumption. Drug Planning in 2015 is appropriate with the national formulary that is equal to 100%. Evaluation on actual drug plan to be held in 2015 (90.1%) and 2016 (83.1%). Drugs planning in accordance with national formulary in 2015 amounted to 55.67% and 2016 amounted to 45.86%. Number of prescribing non generic non national formulary in 2015 amounted to 62.50% and 2016 amounted to 63.75%. This can affect drug planning in pharmacy unit of Ende Public Hospital. Process of drug procurement by the method of direct appointments / manual. From the analysis of ABC in 2015 obtained drugs categories total of 37 items (13.06%) purchase cost of IDR. 1,359,874,180 (69.68%), drugs categories B as many as 57 items (19.90%) with purchase cost of IDR. 401.075.842 (20.543%), drugs categories C many as 197 items (67.04%) with purchase cost of IDR. 192.296.349 (9.86%). While in 2016 drugs categories A total of 42 types of drugs (12.43%) with a purchase cost of IDR. 1,327,989,525 (69.59%), drugs categories B as many as 68 items (20.11%) with a purchase cost of IDR. 379,637,639 (19.89%), drugscategory C 228 items (67.46%) with a purchase cost of IDR. 200,687,061 (10.52%). EOQ and ROP calculation method to determine the amount and timing of drugs ordering so that can overcome the drugs emptiness. Conclusion: Planning drugs in pharmacy unit of Ende Public Hospital using consumption method with procurement method is method of Manual/Direct Appointment. Ende Public Hospital to implement the use of ABC analysis for reviewing the use of drugs that are used and EOQ and ROP calculation to determine the quantity of orders, minimizing costs during procurement process and prevent the occurrence of emptiness drugs stock in Hospital.

Kata Kunci : evaluation, drugs plan, drugs supply, ABC Analysis

  1. S2-2017-388145-abstract.pdf  
  2. S2-2017-388145-bibliography.pdf  
  3. S2-2017-388145-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2017-388145-title.pdf