Laporkan Masalah

Patung Kayu Handicraft Centre: Sentra Kerajinan Patung Kayu Kabupaten Badung Bali dengan Penekanan pada Arsitektur Lokal

PUTU SITO PARISUDA, Dr. Ir. Dwita Hadi Rahmi, M.A.

2017 | Skripsi | S1 ARSITEKTUR

Desa Jagapati, Desa Angantaka, dan Desa Sedang (JAS) merupakan satu-satunya sentra kerajinan patung kayu milik Kabupaten Badung. Kondisi sentra kerajinan ini sedang terpuruk, bahkan produktivitasnya hampir mencapai angka 0, meskipun pada tahun 2013 ditetapkan sebagai icon kerajinan Kabupaten Badung. Pemeritah Kabupaten Badung telah melakukan upaya penyelamatan melalui berbagai kebijakan yang mampu mengajak kembali pengrajin untuk berkarya, namun infrastruktur bagi pengrajin masih kurang. Para pengrajin membutuhkan fasilitas kerja yang mendukung produktivitas dan kreativitas, pengrajin membutuhkan pasar yang berkelanjutan, serta membutuhkan regenerasi. Perancangan Patung Kayu Handicraft Centre merupakan respon terhadap apa yang dibutuhkan pengrajin untuk mengupayakan kebangkitan eksistensi dari sentra kerajinan patung kayu Kabupaten Badung. Tujuan perancangan antara lain menyediakan fasilitas yang mampu meningkatkan produktivitas dan kreativitas pengrajin. Selain itu, perancangan juga bertujuan menciptakan pasar yang sustainable dengan memanfaatkan pariwisata sekitar kawasan serta menyediakan fasilitas bagi generasi muda sekitar dan menarik minatnya terhadap pelestarian kerajinan. Desa Jagapati, Desa Angantaka, dan Desa Sedang terletak di Kecamatan Abiansemal, yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Gianyar dan Kota Denpasar. Meskipun dekat dengan pusat kota, namun masyarakat di sentra kerajinan ini masih mempertahankan budaya tradisional, seperti ngayah. Bangunan-bangunan pada kawasan ini sangat kuat dengan nuansa arsitektur tradisional Bali, serta dikelilingi oleh area persawahan yang luas. Oleh karena itu, agar perancangan dapat selaras dengan lingkungan sekitar maka diperlukan respon terhadap lingkungan sekitar, baik arsitektur maupun alam sekitar agar menciptakan dialog dengan perancangan. Patung Kayu Handicraft Centre merupakan wadah workshop induk bagi pengrajin dengan menjadikannya sebagai media atraktif bagi wisatawan dan generasi muda setempat. Terdapat 3 zona yang terbentuk untuk mewadahi fungsi ruang kerja, pasar, dan sarana edukasi tersebut. Zona tersebut antara lain adalah zona workshop sebagai zona pelestarian kerajinan yang digerakkan oleh pengrajin, sculpture park sebagai zona edukasi mengenai patung yang ditujukan untuk wisatawan dan generasi muda setempat, dan art shop sebagai zona rekreasi wisata yang menarik bagi wisatawan. Keseluruhan perancangan berlandaskan pada arsitektur tradisional Bali dengan tujuan selaras dengan lingkungan sekitar, dan mampu menjadi daya tarik wisataw yang khas demi bangkitnya eksistensi kerajinan patung kayu JAS.

The Three art villages in Bali: Jagapati, Angantaka, and Sedang (JAS) was known for their traditional wooden statues. It has been being the iconic handicraft for Badung Regency, because of their style and technique of carving is unique and cannot be found in another area in Bali, even in the world. Despite of its strong history, nowadays the craftsman in these villages are unable to create or sell their products anymore. The main factor of its downfall success is The Bali Bombing incident that happened in 2005. The Bali Bombing damaged many tourism aspects in Bali, and also created a bad impact to art market in Bali. The sales and productivity of the craftsman downfall from moreover 150.000 products per month to become 0. Patung Kayu Handicraft Centre is designed to adopt the community's cultures to increase their productivity. Beside that, Patung Kayu Handicraft Centre also provides the community a market for selling their products. The market needs to be standout among the other tourism destination in Bali, because their biggest buyer is tourists that visited Bali, so being standout is important with all the community's potentials, and the strategic location. Patung Kayu Handicraft Centre is designed to be harmonic to their surrounding. Located on a suburban of Badung Regency, this area affected by traditional architecture of Bali. They also surrounded by many historical building that influenced by Mengwi Empire around ages of 1575. In order to reach the community's need and set harmonization with their surroundings, Patung Kayu Handicraft Centre is devided into three different zones consist of recreational zone, educational zone, and preservation zone (workshop). Recreational and educational zone are provided for the visitors. They can buy the typical traditional handicraft from Bali that cannot be found elsewhere. Educational zone specifically aims to educate the visitors about the uniqueness of the handicraft made by the craftmen. The Workshop corner in Patung Kayu Handicraft Centre is a public facilitiy designed for the craftmen's needs in making wood statues and preserving their traditional wooden statues. The visitors also can be able to interact with the craftsmen through this zone.

Kata Kunci : pengrajin / craftmen, workshop induk / central workshop, edukasi / education, rekreasi / recreation, lokalitas / locality

  1. S1-2017-345371-abstract.pdf  
  2. S1-2017-345371-bibliography.pdf  
  3. S1-2017-345371-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2017-345371-title.pdf