TERRARIUM KOTA DI YOGYAKARTA DENGAN PENDEKATAN BIOPHILIC DESIGN
MEDHIRA ADLINA, Dyah Titisari Widyastuti, ST., MUDD.
2017 | Skripsi | S1 ARSITEKTURKota Yogyakarta merupakan daerah istimewa dan kota destinasi yang lengkap, mulai dari ilmu, karya seni, wisata alam, wisata arsitektur, wisata kuliner, dan setiap sudut kotanya dapat dinikmati oleh siapapun yang berkunjung. Banyaknya pendatang baik yang menetap, atau hanya singgah sesaat ini menyebabkan Yogyakarta terus berbenah. Pembangunan dilakukan untuk mengakomodasi pendatang. Namun tanpa disadari, pembangunan ini justru menggantikan fungsi lahan terbuka hijau menjadi lahan terbangun. Hal ini kemudian berdampak pada kualitas lingkungan hidup di Kota Yogyakarta. Masyarakat mulai sulit mencari tempat berkumpul dan ruang terbuka hijau di Kota Yogyakarta. Pencemaran udara semakin meningkat dikarenakan jumlah kendaraan bermotor terus meningkat namun area hijau untuk menangkap pencemar tersebut telah hilang, diikuti oleh suhu udara yang mulai meningkat dan beberapa pakar telah mengatakan bahwa kualitas udara di Yogyakarta sudah mulai melebihi ambang batas. Maka Terrrarium Kota ini merupakan konsep perancangan dan perencanaan untuk merespons permasalahan yang ada di Kota Yogyakarta. Ruang terbuka hijau yang didalamnya melingkupi fungsi edukasi, konservasi, dan rekreasi. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran pengunjung akan pentingnya menjaga alam, sehingga mereka dapat melestarikan alam dan lahan hijau. Konsep biophilic design dihadirkan sebagai strategi desain berkelanjutan yang akan menyeimbangkan anatara manusia, tanaman, dan bangunan. Biophilic design juga merupakan solusi untuk mengurangi dampak buruk pembangunan terhadap lingkungan.
Yogyakarta is a special region and such a complete destination city, there are science, arts, nature, architecture, culinary tour, and every corner of the city can be enjoyed by anyone who visits there. The large number of entrants or immigrants either settled, or just a momentary stopover led Yogyakarta to hold first settled. The developmnent was done to accommodate the newcomers. However unwittingly, this development thus replaces the function of the open green space become used land. It affects the quality of the environment in the city of Yogyakarta. The society began difficult to search a place for gathering and open green space in Yogyakarta. Air pollution has increased due to the number of motor vehicles that increase continuously, but the green area that catch the polluters have been lost, followed by increased temperatures and some experts have said that air quality in Yogyakarta has begun to exceed the threshold. Then, City Terrarium is a concept design and plan to respond the existing problems in Yogyakarta. Green open spaces which enclose the function of education, conservation, and recreation. The goal is to raise awareness of the importance of keeping the visitors of nature so that they can preserve the nature and green fields. Biophilic design concept presented as a strategic sustainable design that balances the interrealtions between humans, plants, and buildings. Biophilic design also a solution to mitigate the bad impact of development to the environment.
Kata Kunci : botanical garden, green open space, biophilic design.