Efisiensi Alokatif Usahatani Padi Petani PHT dan Bukan PHT Lanskap di Desa Pliken Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas

BAGUS DWI PRASAJA, Prof. Dr. Ir. Irham, M. Sc., Prof. Dr. Ir. Masyhuri

2017 | Skripsi | S1 SOSIAL EKONOMI PERTANIAN (AGROBISNIS)

PHT lanskap merupakan salah satu jenis PHT yang dilaksanakan dengan konsep mendesain tatanan lahan pertanian untuk ditanami tanaman yang berfungsi sebagai inang para predator. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) perbandingan penggunaan input produksi usahatani padi petani PHT dan bukan PHT lanskap, (2) perbandingan efisiensi alokatif usahatani padi petani PHT dan bukan PHT lanskap, (3) perbandingan pendapatan usahatani padi petani PHT lanskap dan bukan PHT lanskap serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Metode dasar penelitian ini adalah deskriptif. Penentuan daerah dan responden dilakukan dengan metode purposive sampling yaitu 60 petani dari 5 kelompok tani yang ada di Desa Pliken, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas. Alat analisis yang digunakan adalah analisis tabel, efisiensi alokatif, dan regresi linear berganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa penggunaan input produksi benih dan pestisida kimia lebih tinggi digunakan oleh bukan PHT lanskap, sedangkan pupuk (kandang, urea, phonska), pestisida alami, dan tenaga kerja luar keluarga lebih banyak digunakan oleh petani PHT lanskap. Analisis efisiensi alokatif menunjukkan bahwa input produksi luas lahan dan benih untuk petani PHT lanskap belum efisien, begitu juga dengan input produksi benih dan tenaga kerja luar keluarga untuk petani bukan PHT lanskap. Pendapatan petani PHT lanskap per hektar sebesar Rp17.576.243 dengan faktor yang mempengaruhinya adalah luas lahan dan petani bukan PHT lanskap sebesar Rp14.721.386 dengan faktor yang mempengaruhinya adalah luas lahan.

Landscape IPM is a kind of IPM that implemented by concepting the design of the land structure of agriculture to plant something as the host of predator. This study was aimed to determine (1) the comparative use of production inputs by the landscape IPM and non-landscape IPM rice farmers, (2) comparison of allocative efficiency rice farming of the landscape IPM and non-landscape IPM farmers, (3) comparison of farm income of the landscape IPM and non-landscape IPM farmers and the factors that affecting it. The basic method of this study is descriptive. Determination of area and respondents are done by purposive sampling method that 60 farmers chosen from five farmer groups in the Pliken village, Kembaran sub-district, Banyumas regency. The analytical tool used in this study is chart analysis, allocative efficiency, and multiple linear regression model. The analysis showed that the non-landscape IPM farmers use of seeds and chemical pesticides was higher than the landscape IPM farmers, while the use of fertilizer (manure, urea, and phonska), natural pesticide, and non-family labor was more widely used by the landscape IPM farmers. Allocative efficiency analysis showed that that the use of land and seeds by the landscape IPM farmers was inefficient, as well as use of seeds and labor by the non-landscape IPM. Landscape IPM farmers’ income per hectare was Rp17.576.243 with land area as the affetcted factor and non-landscape IPM farmers’ income per hectare was Rp14.721.386 with also land area as the affected factor.

Kata Kunci : allocative efficiency, income, input, landscape IPM