Laporkan Masalah

STABILITAS MUTU BIBIT LIMA KLON TEH (Camellia Sinensis L.)

AKHMAD ANWAR MUSTOFA, Dr. Ir. Taryono, M.Sc.; Dr. Ir. Suyadi M.W., M.Sc; Eka Tarwaca S.P., S.P., M.P., Ph.D.

2017 | Skripsi | S1 PEMULIAAN TANAMAN

Perbanyakan vegetatif dibatasi oleh beberapa faktor seperti pembentukan akar yang lambat dan kemampuan perakaran setek yang berbeda yang disebabkan oleh perbedaan suhu, kelembaban, dan intensitas cahaya tempat pembibitan. Perbedaan kemampuan perakaran antar klon menunjukkan bahwa pembentukan akar dikendalikan oleh faktor genetik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ketinggian terhadap pertumbuhan dan mutu bibit, perbedaan kemampuan klon saat dibibitkan secara vegetatif dan klon yang memiliki pertumbuhan bibit terbaik di semua lokasi dan lokasi khusus. Perlakuan terdiri dari 2 faktor yaitu klon dan ketinggian tempat pembibitan yang ditata dalam rancangan lingkungan acak kelompok lengkap dengan 4 ulangan sebagai blok. Faktor pertama merupakan klon teh yang terdiri dari 5 aras yaitu klon Gembung 7, PGL 4, PGL 9, PGL 10, PGL 15, sedangkan faktor kedua adalah ketinggian yang terdiri dari 3 aras yaitu Pagilaran (980 mdpl), Andongsili (1100 mdpl), dan kayulandak (1200 mdpl). Hasil penelitian menunjukkan terdapat interaksi antara ketinggian lokasi pembibitan dengan klon teh pada sifat jumlah akar. Klon PGL15 dan PGL4 menunjukkan daya adaptasi yang luas, sedangkan lokasi pembibitan terbaik terdapat di Afdeling Pagilaran dan Kayulandak.

Vegetative propagation is limited by several factors such as poor root formation of some cultivars and seasonal dependent rooting ability of cutting due to the difference in temperature, humidity, and light intensity. Different rooting capacities were observed among clones. Root formation was genetically control. This research was aimed to study the effects of altitude to growth and quality of five tea clone cuttings; to study the difference of clone ability to be propagated vegetatively; to find adaptability of tea clones cutting. The treatments consist of two factors i.e. clones and nursery altitude which are arranged in randomized complete block design with four blocks as replications. The first factor is clone consisted of Gambung 7, PGL 4, PGL 9, PGL 10, and PGL 15, whereas the second factor is the altitude, consisted of Pagilaran (980 mdpl), Andongsili (1100 mdpl), and Kayulandak (1200 mdpl). Interaction between nursery altitudes and clone types was found on root number. PGL 15 and PGL 4 showed better cutting quality at every location, Afdeling Pagilaran and Kayulandak were found to be the best nursery site.

Kata Kunci : keywords: nursery altitudes, klon PGL clone, cutting

  1. S1-2017-320098-abstract.pdf  
  2. S1-2017-320098-bibliography.pdf  
  3. S1-2017-320098-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2017-320098-title.pdf