Laporkan Masalah

PENGARUH KOMBINASI SKARIFIKASI FISIS DAN MEKANIS TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH MERBAU (Intsia bijuga, O.K.) DI PT. JATI DHARMA INDAH PLYWOOD INDUSTRIES NABIRE, PAPUA

ANANDA RIZA A, Ir. Adriana, M.P.

2017 | Tugas Akhir | D3 PENGELOLAAN HUTAN SV

Merbau (Intsiabijuga, O.K.) merupakan jenis kayu yang memiliki nilai komersial tinggi. Potensi terbesar merbau berada di wilayah Indonesia Timur khususnya Papua. Pada saat ini populasi merbau semakin menurun disebabkan karena tidak seimbangnya antara permudaan alam dengan banyaknya penebangan. Sehingga untuk mengatasi hal tersebut dilakukan perbanyakan menggunakan metode permudaan buatan. Biji merbau yang bersifat ortodoks menjadi kendala dalam upaya tersebut, sehingga perlu dilakukan skarifikasi dalam memecahkan dormansi benih. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kombinasi skarifikasi fisis dan mekanis yang tepat dalam pemecahan dormansi benih merbau, serta pengaruhnya terhadap viabilitas benihnya. Penelitian dilakukan selama 2 minggu mulai dari tanggal 27 Mei sampai 15 Juni 2016 menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 7 variasi perlakuan yaitu kontrol (A0), benih yang dilukai pada bagian yang berlawanan dengan microphyle dan direndam air dengan suhu 50o C (A1B1), 70o C (A1B2), dan 90o C (A1B3) selama 12 jam, serta benih yang dilukai pada bagian microphyle dan direndam dengan suhu 50o C (A2B1), 70o C (A2B2), dan 90o C (A2B3) selama 12 jam. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan A1B1 memiliki persentase perkecambahan tertinggi yaitu 98,89%, dan A0 memiliki persentase perkecambahan yang paling rendah yaitu 1,11 %, hal ini disebabkan karena pada suhu tersebut merupakan suhu yang paling optimal untuk memecahkan dormansi benih. Perlukaan pada bagian berlawanan dari microphyle membantu air untuk masuk serta memberikan rangsangan tumbuh pada embrio melalui suhu yang tepat, benih merbau sangat sulit untuk berkecambah pada kondisi benih biasa tanpa perlakuan (A0). Kata kunci : Merbau, dormansi, skarifikasi, viabilitas benih

Merbau (Intsia bijuga, O.K.) is a type of wood that has a high commercial value. The biggest potential of Merbau located in eastern Indonesia, especially Papua. Currently, Merbau populations has decresses due to the imbalance between the amount of logging and natural regenerating. Therefore, to overcome this problem is doing a mount of artificial replanting. Merbau orthodox seeds become obstacles in the effort, so scarifications is needed to break the seed dormancy. The purpose of this research to determine the combination of physical and mechanical scarification is right in the breakdown of Merbau seed dormancy, and the effect on seed viability. The research was conducted for 2 weeks starting from May 27 until June 15, 2016 used a completely randomized design (CRD) with 7 variations of treatments, control (A0), the seeds were wounded in the opposite microphyle and soaked in water with a temperature of 50o C (A1B1) , 70o C (A1B2), and 90 �° C (A1B3) for 12 hours, and the seeds are harmed in the microphyle and soaked with a temperature of 50o C (A2B1), 70o C (A2B2), and 90 �° C (A2B3) for 12 hours. The results showed that the treatment of A1B1 had the highest germination percentage is 98.89%, and A0 has the lowest germination percentage is 1.11%, it is because at this temperature is the most optimal temperature to break seed dormancy. Giving wound on the opposite part of microphyle helps water to enter and provide a stimulus the embryo to grow through the proper temperature, seeds of Merbau is very difficult to germinate on the condition of ordinary seeds without treatment (A0). Keywords : Merbau, dormancy, Scarification, Seed Viability

Kata Kunci : Merbau, dormansi, skarifikasi, viabilitas benih

  1. D3-2017-351821-abstract.pdf  
  2. D3-2017-351821-bibliography.pdf  
  3. D3-2017-351821-tableofcontent.pdf  
  4. D3-2017-351821-title.pdf