Laporkan Masalah

Dimensi Aksiologi dalam Upacara Tedhak Siten

NAZA ULFA, Septiana Dwiputri Maharani, S.S., M.Hum; Dr. Sudaryanto; Drs. Budisutrisna, M.Hum; Dra. Hj. Jirzanah, M.Hum

2017 | Skripsi | S1 ILMU FILSAFAT

Manusia dalam kebudayaan mempunyai kedudukan sentral. Kebudayaan diartikan manisfestasi kehidupan setiap orang dan kelompok orang. Tradisi merupakan bagian dari kebudayaan. Wujud dari kebudayaan yaitu salah satunya dimensi aksiologi dalam upacara Tedhak Siten. Upacara Tedhak Siten merupakan suatu kebudayaan tradisional yang kini jarang dilaksanakan pada masyarakat. Tujuan penelitian upacara Tedhak Siten yaitu memperkuat norma pewarisan adat serta agar dapat memahami klasifikasi dan hierarki nilai dalam upacara Tedhak Siten. Upacara Tedhak Siten mengandung nilai bermanfaat untuk kehidupan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan dengan apa yang diberikan, merupakan wujud dari nilai spiritual. Penelitian upacara Tedhak Siten menggunakan sumber primer buku Upacara Tradisional Masyarakat Jawa, 1996. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan unsur metodis analisis penelitian yaitu verstehen (pemahaman) terhadap makna dari simbol, metode deskriptif menggabungkan unsur filsafat dengan kehidupan, metode interpertasi mengungkapkan makna filosofis yang terkandung secara objektif dan metode hermeneutika merupakan penafsiran terhadap data yang diteliti. Hasil penelitian upacara Tedhak Siten dengan aksiologi sebagai sudut pandang penelitian terutama analisis klasifikasi nilai berdasarkan manfaat yang diperoleh yaitu kategori nilai material pada jenang baro-baro, jenang putih, merah, tumpeng robyong, tangga tebu. Nilai moral pada jajanan pasar, jadah kuning, jadah biru. Nilai estetika pada sekar telon dan nilai religius pada jadah putih. Upacara Tedhak Siten mengandung hierarki nilai Max Scheler yaitu nilai vital pada perlengkapan yang dimasukkan dalam bokor dan tangga tebu. Nilai spiritual pada beras kuning, kurungan ayam dan sesajian perlengkapan upacara. Nilai spiritual merupakan tingkatan hierarki nilai tertinggi.

In culture, men take a central place. Culture is a manifestation of the life of every person and every community. Tradition is a part of culture. One of cultural manifestation is the axiological dimension in a traditional ceremony called Tedhak Siten. Tedhak Siten ceremony has ceased to be practiced. The goal of this research on Tedhak Siten is strengthening norms of cultural heritage and understanding value classification and hierarchy in Tedhak Siten ceremony. Tedhak Siten ceremony bears values that are useful for life as a form of gratitude to God as a form of gratitude to God for all His blessings, and for this reason, it bears a spiritual value. This research uses a book titled Upacara Tradisional Masyarakat Jawa, 1996, as the primary reference. This is a qualitative research, using verstehen (understanding) as a method of analyzing meaning and symbols, descriptive method to combine philosophical element with life, interpretative method to reveal objective philosophical meaning, and hermeneutic method to interpret data. The result of this research, using axiological perspective with analysis on value classification based on acquired benefits, is finding material value injenang baro-baro, white jenang, red jenang, tumpeng robyong, and tangga tebu; moral value in jajanan pasar, yellow jadah, and blue jadah; aesthetic value insekar telon, and; religious value in white jadah. Tedhak Siten ceremony contains Max Scheler's value hierarchy, which consisted of vital value in the equipments put in a bokor, and spiritual value in yellow rice, hencoop, and offerings. This spiritual value is the highest value in Max Scheler's framework.

Kata Kunci : Tedhak Siten, Axiology, Spiritual Value