LAUTKU, LAUTMU, LAUT KITA? Pengelolaan Konflik Common Pool Resources ditengah Keragaman Kepentingan: Studi Kasus Teluk Kelabat dan Laut Matras, Kabupaten Bangka, Provinsi Bangka Belitung
RISKA AGUSTIN, Hasrul Hanif, S.I.P., M.A.
2017 | Skripsi | S1 ILMU PEMERINTAHAN (POLITIK DAN PEMERINTAHAN)Penelitian ini muncul atas adanya konflik antara masyarakat nelayan tradisional dengan PT. Timah Tbk, BUMN bidang pertambangan, yang memperebutkan akses terhadap Teluk Kelabat dan Laut Matras sebagai sumberdaya milik bersama. Konflik muncul karena perbedaan kepentingan dan lebih dari itu adalah karena aktivitas PT. Timah dan perusahaan mitranya memberikan eksternalitas negatif(substraktabilitas) terhadap aktivitas nelayan tradisional dan pelaku pariwisata. Nelayan dan pelaku pariwisata harus menanggung kerugian karena penghasilan mereka berkurang akibat laut menjadi keruh, sedangkan PT. Timah dan perusahaan mitra dapat memperoleh keuntungan yang eksesif. Dengan menggunakan metode penelitian studi kasus, penelitian ini ingin mengetahui proses manajemen konflik yang terjadi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum ada dua tipe manajemen konflik yang diterapkan, yaitu mekanisme konflik dan strategi konflik. Atas konflik yang terjadi, PT. Timah dan perusahaan mitranya menawarkan kompensasi kepada nelayan tradisional dan pelaku pariwisata sebagai mekanisme manajemen konflik. Namun, upaya itu ditolak karena nelayan tradisional menganggap itu hanya solusi jangka pendek dan tidak memiliki masa depan ataupun keberlanjutan. Di sisi yang lain, Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dilibatkan untuk menemukan titik damai di antara dua belah pihak, namun tetap belum berhasil mendamaikan kedua pihak. Hingga pada akhirnya pemerintah memutuskan untuk mempercepat pembuatan perda zonasi(RTRW laut) sebagai strategi atas konflik yang terjadi.
This research emerged on the conflict between traditional fishermen and PT. Timah Tbk, state-owned tin mining company, which compete for the access to Kelabat Bay and Matras Sea as common pool resources. The conflict arose because of interests differences and moreover due to the negative externalities that PT. Timah and it's partner's activities gave to the traditional fishermen, but also small tourism actors have to bear the costs because their income is reduced due to the sea become muddy, while PT. Timah tbk and its partner can gain excessive profits. By using case study method, this research wanted to know the process of conflict management. Research results indicate that generally there are two types of conflict management: conflict mechanism and conflict strategies. PT. Timah and its partner offered compensation to the traditional fishermen and tourism actors as mechanism of conflict management. However, the attempt was rejected because they considered it as short term solution only and has no future nor sustainability. On the other hand, the government of Bangka Belitung Province is also involved to find win-win solution for two warring parties, but still has not managed to reconsile the two parties. Finally, at the end, the government decided to accelerate the formulating of zoning regulation (spatial planning and marines areas) as strategy of the conflict over common pool resources.
Kata Kunci : sumberdaya milik bersama, konflik dalam pengelolaan sumberdaya milik bersama, manajemen konflik